[06] 🌼Alergi

1K 232 34
                                    

Minho berlari panik memasuki UKS begitu mendengar kabar jika Jisung berada di dalam ruang kesehatan itu.

Dengan ribut, Minho tak melepas sepatunya terlebih dahulu, menodai bersihnya karpet berwarna hijau yang ada di dalam sana. Peduli setan, ia sudah kepalang panik.

Disibaknya satu satunya bangsal dengan gorden yang tertutup, menampilkan sosok Jisung yang tengah duduk menyender dengan mata terpejam.

Hanya selama beberapa detik karena sekarang manik bulat itu kembali terbuka kala mendengar kedatangan Minho.

Jisung menatap yang lebih tua dengan kebingungan, kenapa pula ia ada di sini?

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jisung dengan sebelah alis yang terangkat.

Minho menghela nafas lega, ia merasa sangat bersyukur karena si manis terlihat baik baik saja, minus wajah memerah dan terlihat sedikit membengkak.

"Kau kenapa hm?" pemuda Lee itu berjelan mendekat, berdiri di sebelah Jisung lalu mengelus surai lembut tersebut dengan perlahan.

Jisung mendongkakkan kepala lalu melemparkan sebuah cengiran yang lucu.

Astaga, bisa bisanya tersenyum di disituasi seperti ini.

"Alergiku kambuh."

Kening Minho menyerngit, "Kenapa bisa?"

Masing masing jari telunjuk Jisung satukan, menekan nekannya beberapa kali dengan bibir mengerucut.

Minho tidak tewas kok, sungguh.

"Tadi aku tengah duduk di taman depan kelas, karena terlalu fokus membaca materi, aku tak sadar ada sebuah bunga mekar. Dan yeah, pada akhirnya serbuknya ikut terhirup."

Entahlah, Minho kehilangan kata katanya. Ingin marah, namun ia tak bisa.

Mana mungkin Minho memarahi sosok imut yang dengan sengaja menunjukkan sisi menggemaskannya supaya Minho tak berceramah detik ini.

Dan hal itu tentu berhasil.

Yang lebih tua hanya menghela nafas lalu menarik sebuah kursi yang sudah disediakan pada masing masing bangsal bersekat tirai, dudukkan diri di sana sembari elus pipi Jisung yang terlihat lebih bengkak dari biasanya.

Untung hanya sedikit serbuk yang terhirup jadi tak terlalu menimbulkan masalah serius atau bahkan merenggut nyawanya. Namun tetap saja, penampilan Jisung kali ini terlihat begitu tak nyaman, terlebih dengan kepala yang terasa pusing juga hidung sedikit tersumbat.

Ia sedang menunggu sang mama untuk menjemputnya pulang. Wanita tersebut masih menghadiri rapat dengan klien dan baru bisa datang sekitar tiga puluh menit setelahnya.

Tak apa, Jisung paling mengerti jika sang mama adalah sosok pekerja keras yang begitu sibuk, semenjak papanya dipenjara, sang mama lah yang mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga.

Jisung sama sekali tak keberatan, lagipula wanita yang telah melahirkannya itu tengah bekerja banting tulang untuk kehidupan mereka.

"Apa yang dikatakan perawat?"

Jisung memilin ujung selimut yang menutupi tubuhnya sampai sebatas paha.

"Tak banyak, beliau menyarankanku untuk mengkonsumsi obat anti alergi dan beristirahat di rumah untuk sementara waktu."

Minho mengangguk paham.

"Aku akan mengantarmu pulang."

━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
d a i s y
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━


Antologi; Flower Me [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang