Sore harinya Minho dengan tiba tiba saja mengajak Jisung untuk pergi ke taman bermain yang terletak tak jauh dari kondominium milik pemuda Lee tersebut.
Alasannya tentu saja karena Minho mendapat tiket gratis dari Hyunjin, jika tidak, mana mau pemuda itu menghabiskan uang untuk hal hal seperti ini.
Pada awalnya Hyunjin hendak pergi bersama Jeongin sebagai ganti dari tugas yang ia jatuhkan, namun mendadak saja Jeongin terkena demam tinggi sehingga Hyunjin tak bisa datang dan lebih memilih merawat rubah tersebut.
Karena tak ingin tiketnya terbuang percuma, Hyunjin pada akhirnya memberikan dua kertas tersebut ke Minho, terserah Minho ingin mengajak siapa.
"Taman bermain?" mata Jisung berbinar seketika, tentu hal tersebut terdengar menarik, sebab Jisung pernah melihat tempat itu pada drama yang ia tonton setiap merasa bosan.
Minho menganggukkan kepala, "Jangan menghilang, aku akan berganti sebentar."
Hey mana mungkin Jisung akan melepaskan kesempatan emas ini, hantu manis itu lantas duduk dengan ekspresi berbinar pada sofa ruang tengah Minho, terlihat begitu bersemangat.
Minho menutup pintu kamarnya lalu berjalan untuk mengambil pakaian yang lebih tebal karena cuaca malam jauh lebih dingin dari biasanya.
Tak memerlukan waktu lama, Minho sudah siap.
Lelaki tampan tersebut lantas mengambil dompet, ponsel juga dua buat tiket yang ia letakkan di nakas samping tempat tidur. Gerakan Minho terhenti, mengamati kedua kertas berwarna biru di tangannya.
Bukan, bukan karena harga yang tertera di sana, namun, sesuatu terasa aneh.
Ia mempunyai dua tiket, dan Minho tentu akan pergi bersama Jisung.
Namun,
Hanya akan ada satu tiket yang terpakai.
Dengan perasaan campur aduk, Minho segera meremas salah satunya lalu membuang begitu saja ke bawah kolong tempat tidur sebelum akhirnya keluar kamar guna menemui Jisung.
━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
b a b y b r e a t h
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Minho sedikit kesulitan menjaga Jisung yang bergerak hyperaktif di tengah kerumunan, lengah sedikit saja maka hantu tengil itu akan menghilang dari pandangannya.
"Minho Minho Minho aku ingin permen kapas." Jisung berhenti, membalikkan badan dan melemparkan senyum lebarnya sembari mengarahkan tangan pada salah satu pedagang permen manis yang ia temui.
Minho menghela nafas lalu mengangguk samar.
Tanpa banyak kata, Minho segera membeli sebungkus makanan berwarna merah muda tersebut lalu berjalan menuju bangku yang memang disediakan untuk beristirahat.
Tentu sejak tadi cukup banyak yang melirik ke arahnya, oh ayolah, seorang pemuda dengan gula kapas tengah duduk diam sendirian di dalam taman, bukankah Minho terlihat seperti seseorang yang cintanya baru saja ditolak oleh sang pujaan hati?
Tapi, tentu hal itu jauh dari kenyataan, karena yang terjadi adalah, Minho kini tengah menunggu Jisung untuk menghabiskan gulali yang ia beli.
Tentu akan aneh jika Minho langsung membuang makanan tersebut begitu saja, orang lain tak akan tau jika permen kapasnya sudah hambar karena ulah Jisung. Mungkin pemuda itu akan membawa serta makanan tersebut dalam perjalannya.
"Minho ini sangat enak."
Mendengar seruan riang dari sebelah, Minho seketika menolehkan kepala yang semula menunduk dengan kedua tangan bertengger di atas paha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi; Flower Me [Minsung] ✔
Fanfiction⌗Antologi; Flower Me Menghadirkan antologi fanfiction dengan empat judul berbeda. •──────── f l o w e r m e ─────────• Yang bisa Jisung lakukan hanya berharap pada keajaiban dandelion. ↬dandelion. Minho belajar membuat origami kertas supaya pemuda...