[10] 🍃Final

1.2K 272 50
                                    

Minho terbangun dengan tiba tiba, nafas memburu dengan keringat dingin mengalir hebat dari pelipis. Pandangan mengedar riuh menatap ruangan serba putih yang ia tempati kini.

Hanya satu yang ada di pikiran Minho sekarang, Han Jisung.

"Ck sial." dengan sekali hentakan, Minho segera melepas infus yang terpasang di punggung tangannya, pemuda tersebut bahkan tak peduli dengan perban yang melilit di kepala, kaki dibalut gips dan banyaknya luka gores di tubuh.

Minho benar benar tak peduli, ia bahkan berjalan menggunakan satu kaki karena tungkai kirinya berkemungkinan patah, mengingat betapa sakitnya anggota tubuh itu sekarang.

"Jisung, Jisung..." Minho begitu khawatir saat tak menemukan Jisung di manapun. Tubuhnya oleng namun beruntung Minho bisa lebih cepat bertopang pada apapun yang ia temukan.

Pandangan Minho memburam seketika begitu mengingat kejadian sebelum dirinya kehilangan kesadaran, begitu menyesal karena semua ini adalah salahnya.

-

Saat pulang dari makam, Minho berencana untuk mengajak Jisung pergi ke sebuah restoran untuk mengisi perut, selama perjalanan mereka habiskan dengan senda gurau, sangat menyenangkan sampai sampai Minho tak sadar telah memecah fokusnya.

Begitu melihat pipi merona Jisung, Minho tak tahan untuk mencondognkan tubuhnya ke kursi penumpang guna mengecup gumpalan daging di sisi wajah kekasihnya.

Jisung tertawa kecil, begitu pula dengan Minho, mereka tak sadar jika stir sudah terbelok pelan, membuat mobil yang mereka kendarai melaju keluar jalur.

Saat klakson dari truk terdengar begitu memekakkan, saat itulah Minho menyadari jika mereka tengah berada dalam bahaya, namun sayang semua sudah terlambat, kejadiannya terlalu cepat.

Tau tau suara debuman keras memenuhi indra pendengaran dengan kegelapan yang menghampiri setelahnya.

Semua ini salah Minho.

Satu ingatan terakhirnya sebelum kehilangan kesadaran, pelukan hangat Jisung terasa mendekapnya kurang dari sedetik.

-

"JISUNG!" Minho berteriak kalap begitu sampai di ambang pintu ruang rawat, sungguh, perasaannya tak akan tenang.

Persetan dengan suster atau pengunjung lain yang terkejut karena dirinya, yang Minho inginkan sekarang hanya bertemu dengan kekasih manisnya.


━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
d a n d e l i o n
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━


Bughh...

"Kau apakan Jisung hah!?"

Satu pukulan Minho dapatkan pada sisi wajah, pemuda tampan itu tak memberi reaksi apapun, masih tetap terduduk lemah di atas bangsal.

Hyunjin segera meraih leher pakaian rumah sakit yang Minho kenakan, seolah kehilangan akal, Hyunjin kembali melayangkan pukulan ke wajah pucat tersebut. Minho masih tak bergeming, bahkan darah yang mulai mengalir dari hidung bangirnya tak terasa mengganggu sama sekali.

"Karena kau, Jisung sekarang terbaring dengan alat alat sialan itu!"

"Hyunjin sudah cukup!" Felix yang melihat perkelahian tersebut seketika datang untuk melerai.

Pemuda Hwang itu benar benar harus bisa mengontrol diri, memang benar sebagian besar kejadian ini adalah salah Minho, namun tetap saja, mereka tak boleh menyudutkan Minho lebih dari ini.

Antologi; Flower Me [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang