[08] 🍃Pernyataan Diterima

1.2K 279 34
                                    

Esoknya Minho benar benar datang menjemput Jisung, sekaligus meminta izin pada orang tua Jisung untuk mengajak anak mereka berjalan jalan keluar, tentu saja izin langsung diberikan, mereka bahkan senang karena melihat Jisung mempunyai teman selain Felix.

Dan ya, satu hari ini kedua anak adam itu menghabiskan waktu bersama, tak berpisah barang sebentar pun. Saat siang hari Jisung sempat kembali ke rumah untuk tidur siang karena kelelahan setelah puas bermain bersama Minho di taman hiburan, dan Minho tanpa tahu malu justru ikut menumpang di sana.

Sore hari mereka terbangun, Minho ternyata masih berniat untuk melanjutkan acara mereka. Setelah mandi seadanya di rumah Jisung, pada akhirnya Minho mengajak yang lebih muda untuk pergi menonton film juga bermain sebentar ke timezone sebelum akhirnya berakhir melihat indahnya langit malam pada taman kota.

Rencana matang ini tentu sudah Minho pikirkan dari jauh jauh hari, membuat hari ini berjalan dengan lancar.

"Ji apa kau lelah?" Minho bertanya sembari memandang wajah Jisung di sebelahnya.

Ngomong ngomong, mereka kali ini tengah duduk pada tangga yang terbuat dari marmer putih, di setiap sela tangga terdapat lampu kecil yang menerangi. Sebuah air mancur besar juga pertunjukan cahaya tampil di hadapan mereka, benar benar tempat yang bagus untuk menghabiskan malam dengan orang terkasih.

Tak hanya mereka, terdapat banyak orang juga berkunjung ke tempat ini, taman kota memang yang terbaik.

Jika beruntung, maka kalian bisa melihat kembang api yang diluncurkan pada hari hari yang tak ditentukan. Tapi sepertinya untuk malam ini bunga api tersebut tak menghiasi langit.

"Sedikit, tapi sangat menyenangkan. Terimakasih Minho." Jisung menolehkan kepalanya ke samping, membuat pandangan mereka bertemu.

Sebuah lengkungan teduh terulas di bibir Minho kala melihat senyum manis yang Jisung pancarkan. Sangat indah dan membuat Minho ingin menjaganya selalu.

Tangan yang semula saling terbebas diantara udara kini Minho raih, membawa telapak tangan mungil itu masuk ke dalam genggaman hangatnya. Jari jari besar Minho melesak masuk diantara celah yang Jisung miliki, mengisi kekosongan tempat itu dengan tautan jari mereka.

Jisung terlihat cukup terkejut saat melihat tangannya yang tiba tiba diraih oleh Minho, namun di detik selanjutnya pemuda manis itu kembali menampilkan ekspresi berbinar.

Jisung turut mengeratkan tautan tersebut sebelum akhirnya kembali memilih untuk fokus dengan pertunjukan cahaya warna warni di depan sana.

Mungkin sekarang adalah saatnya, adegan terbaik yang sudah Minho tulis pada rencana quality time mereka.

Tanpa peringatan, Minho meraih dagu Jisung dengan lembut, mengarahkan agar wajah menggemaskan itu kembali menatap ke arahnya, hanya untuknya.

Jantung Jisung berdebar dengan keras, ah sudah waktunya ya?

Jisung tentu tahu, ia sudah pernah merasakan sensai ini sebelumnya, lalu setelah ini yang terjadi adalah-

"Ji, aku menyukaimu."

-kata kata yang masih sama seperti dulu. Minho-nya tak berubah.

"Apa kau bersedia untuk menjadi kekasihku?" Minho berujar begitu tenang bagai air di dalam wadah tanpa retakan. Kalimat dan tatapannya begitu polos, memancarkan ketulusan dan kejujuran di dalam sana.

Namun meski begitu, tak bisa dipungkiri, jauh di sudut hati, Jisung merasakan keraguan yang teramat sangat, ia takut kehilangan orang yang ia sayangi, lagi.

Tapi-

"Aku bersedia, Minho." sebuah senyum lebar menghiasi wajah manis Jisung, menampilkan gigi menyembul lucu juga mata menyipit yang melengkung dengan indah. Jisung sangat menggemaskan.

Antologi; Flower Me [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang