Seharusnya aku-
yang mendengarkan ceritamu seperti dulu.Seharusnya kontak 'ku-
yang kau sematkan di papan pesanmu.Seharusnya aku-
yang kau ajak chatting-an hingga tengah malam berlalu.Seharusnya namaku-
yang tertulis di dalam hatimu.Tapi, bukan begitu kenyataannya-
semuanya telah tergantikan oleh dia.Bukan aku lagi yang mendengarkan ceritamu-
yang kontaknya tersematkan di papan pesanmu.Aku tidak pernah lagi chatting-an dengamu seperti dulu-
dan namaku tidak pernah tertulis di hatimu.Mengapa selalu dia yang berada di pikiranmu?-
dan mengapa nama dia begitu banyak tertulis di hatimu?Apakah dia mencintaimu sebagaimana aku mencintaimu?
Apakah perhatian yang diberikannya lebih banyak dari yang kuberikan waktu dulu?Mungkin kamu sudah lupa-
saat kita merancang masa depan bersama.Mungkin kamu sudah lupa-
saat kamu bilang, aku 'lah satu-satunya.Tapi aku tidak pernah lupa-
walau sudah sangat 'ku usahakan untuk melupa.Sekarang dalam hidupmu sudah ada dia-
semua memori tentangku sudah tergantikan olehnya.Seharusnya dia-
tidak pernah ada.-------
Kalian ngerasain gak sih?
Kalau di puisi ini, si "aku" itu agak nyeremin ...
Psikopat gitu?
Hiya. Ati-ati si "aku" ada di sebelah kalian ✺◟( ͡° ͜ʖ ͡°)◞✺
Aduh, ini malam jum'at lagi :))
Malah aku yang jadi takut ╥﹏╥
☆Btw, vote kalian, berarti buatku.☆
Satu lagi, kalau aku nulis cerita horor, ada yang minat baca gak? ( ̄∇ ̄)

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐞𝐫𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 (𝖕𝖚𝖎𝐬𝖎)
Şiir// 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧, 𝐚𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢𝐚𝐚𝐧 // (𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐨𝐮𝐭𝐬𝐢𝐝𝐞-𝐛𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐢𝐧𝐬𝐢𝐝𝐞) ____________________________________________ 𝐌𝐞𝐫𝐞...