Untuk Tuan, dari Puan.
Hai Tuan.
Apa kamu bahagia sekarang?
Setelah berhasil mengusirku diam-diam.
Setelah berhasil menusuk hatiku begitu dalam.Tuan, apa kau tahu?
Hatiku seperti diiris sembilu.
Saat kau hanya membaca pesanku.
Saat kau hanya diam dan mengacuhkan ku.Tuan, bagaimana kau bisa melakukannya?
Hatiku yang kuat bagai baja ini.
Sekarang terasa mati rasa.
Begitu sakit, perih kurasa kini.Tuan, bagaimana kau bisa seperti ini?
Saat aku berkali kali mencoba bangkit dari luka.
Kau datang kembali, menggoreskan hal yang sama.
Kau membuatnya terasa lebih perih kali ini.Tuan, apa kau buta?
Apa kau tak melihat?
Hatiku, ragaku begitu hancur karenamu.
Dan kamu, hanya diam lalu pergi.Tuan, apa kau tuli?
Apa kau tak bisa mendengarku?
Aku berteriak, meneriaki namamu.
Namun kamu hanya diam, lalu mengabaikan teriakan itu.Tuan, apa kau bisu?
Apa kau tak mampu berbicara padaku?
Kumohon, jelaskan semua yang sedang terjadi.
Dan jawablah semua pertanyaanku.Tuan, ini semua terasa menyedihkan.
Aku telah teriris sembilu karenamu.
Rasanya tak kunjung sembuh.
Tuan, kumohon jangan sakiti aku lagi.🗝️🗝️🗝️
Terimaksih telah meninggalkan jejak. Vote dan komen kalian sangat berarti ^_^
Jika mau membagikan puisi ini, jangan lupa tuliskan sumber ya.
Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐞𝐫𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 (𝖕𝖚𝖎𝐬𝖎)
Poetry// 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧, 𝐚𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢𝐚𝐚𝐧 // (𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐨𝐮𝐭𝐬𝐢𝐝𝐞-𝐛𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐢𝐧𝐬𝐢𝐝𝐞) ____________________________________________ 𝐌𝐞𝐫𝐞...