Kenapa diam saja?
Aku tahu, kamu itu dingin.
Tidak suka basa-basi.
Dan aku juga tahu, kamu tidak ingin membuang energi untuk membicarakan hal yang tidak penting.Tapi tolong, bicaralah sekarang.
Ini hari perpisahan.
Mungkin kita tidak akan bertemu lagi nanti.
Setidaknya, katakan selamat tinggal.Namun, dirimu tetap diam.
Seolah perpisahan inilah yang kamu inginkan.
Aku seperti tertampar kenyataan dan tersakiti harapan.
Kemudian terjatuh ke dalam jurang yang penuh kegelapan.Bodoh, aku seperti orang yang sangat bodoh.
Hey, aku! Dirimu bukan siapa-siapa baginya.
Jadi untuk apa, dia berbicara selamat tinggal padamu?
Kamu tidak berharga untuknya, jadi tolong... sadarlah!Namun aku tetap tertidur.
Tidak pernah tersadar.
Tetap berharap.
Padahal aku sudah tahu, harapan itu menyakiti hatiku.~~~~
s a d b a n g e t .
B t w , v o t e k a l i a n b e r a r t i b u a t k u .
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐞𝐫𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 (𝖕𝖚𝖎𝐬𝖎)
Poetry// 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧, 𝐚𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢𝐚𝐚𝐧 // (𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐨𝐮𝐭𝐬𝐢𝐝𝐞-𝐛𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐢𝐧𝐬𝐢𝐝𝐞) ____________________________________________ 𝐌𝐞𝐫𝐞...