broken home.

129 43 25
                                    

Sebelum seseorang menghancurkan hatiku,
aku sudah dihancurkan duluan oleh orang tuaku.

Setiap anak ingin keluarga yang sempurna,
tapi tidak semua anak memilikinya.

Kenapa mereka menikah--
jika pada akhirnya hanya akan berpisah?
--hanya mereka 'lah yang tahu jawabannya.

Tertawa di sekolah,
menangis di rumah.

Aku bukan tombol,
tapi saat di rumah aku merasa tertekan.

Temanku bilang,
rumah adalah tempat ternyaman untuk pulang-
tapi bagiku, di sana yang kurasakan hanya kepahitan.

Menyembunyikan kesedihan sudah jadi kebiasaan,
tak ada seseorang yang bisa kujadikan sandaran.

Aku sendirian.

Tapi tak apa, saat ini aku baik-baik saja-
sebab di dunia khayalanku, ada banyak orang yang menemani, aku disayangi, kita semua makan satu meja dan tertawa.

Seseorang dari dunia khayalanku berpesan :

"Percayalah, bahwa tidak ada orang tua manapun yang ingin anaknya menjadi sedih dan akrab dengan sepi seperti yang kamu rasakan saat ini. Mungkin inilah yang terbaik dari Tuhan. Pasti ada hikmah dari setiap keadaan. Kepahitan yang kamu rasakan akan membuatmu menjadi orang yang kuat di masa depan."

Seseorang yang lain bilang :

"Tenang kawan, di dunia nyata; kamu memang sendirian, tidak ada yang memperhatikan. Tapi sekarang sudah ada kami. Kini, kamu bisa melepas topeng pura-pura bahagiamu itu. Sedih itu manusiawi. Pura-pura bahagia memang sedang jadi tren saat ini. Padahal kenyataannya, berpura-pura hanya akan membuatmu semakin terluka."

-------------------------

Gimana? maaf banget kalau feel-nya kurang atau bahkan gak ada sama sekali. Topik tentang broken home adalah sesuatu yang bener-bener sensitif, jadi aku sempet mikir beberapa kali pas buat puisi ini. Dan karena itu, aku akan buat part ke duanya nanti, semoga yang ke dua lebih kerasa, tunggu aja ya.

Vote dan komen kalian, berarti buatku.

𝐌𝐞𝐫𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 (𝖕𝖚𝖎𝐬𝖎)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang