Tembok itu runtuh oleh gempa
Kaca itu pecah kerena terjatuh
Tangan itu berdarah juga perih
Sedang kertas itu robek, sebab air membuatnya basah.Kemudian tembok itu dibangun kembali-
dengan konstruksi yang lebih kokoh
agar saat gempa datang, ia tak akan runtuh
dan orang-orang tidak lagi mengeluh.Hal yang sama terjadi pada si kaca-
ia tidak memperbaiki dirinya
namun ia menyulap dirinya agar berfungsi berbeda
ia tak lagi digunakan untuk berkaca, tapi untuk memperindah suasana.Dan tangan itu-
ia masih berdarah-
masih perih saat basah
kemudian obat datang dan menyembuhkanPerihal kertas-
mungkin si pengguna mengeringkannya
lalu menyatukan dengan lembaran yang lainnya
yang terpenting, robekan itu tak menghilangkan makna asalnya.Hal yang sama terjadi padaku
terkhusus pada hatiku dan jiwa itu
sayat sakit masih terasa
apalagi perih, tak mungkin hilang dengan mudah.Tapi ia baik-baik saja-
layaknya tembok rapuh jadi kokoh
kaca pecah jadi indah
tangan berdarah jadi sembuh.Lekas sembuh ya ....
sakit tak bertahan selamanya.🗝️🗝️🗝️
Terimaksih telah meninggalkan jejak. Vote dan komen kalian sangat berarti ^_^
Jika mau membagikan puisi ini, jangan lupa tuliskan sumber ya.
Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐞𝐫𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 (𝖕𝖚𝖎𝐬𝖎)
Poetry// 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧, 𝐚𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢𝐚𝐚𝐧 // (𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐨𝐮𝐭𝐬𝐢𝐝𝐞-𝐛𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐢𝐧𝐬𝐢𝐝𝐞) ____________________________________________ 𝐌𝐞𝐫𝐞...