Seokjin -27 Juni tahun 22

151 31 0
                                    

Aku baru saja akan meninggalkan sekolah saat hujan turun. Semester telah berakhir, tapi aku datang untuk mengantar dokumen ayah ke profesor. Dokumen tentang pembangunan ulang. Semua orang yang punya kekuasaan di Kota Songju terlibat rencana ini. Profesor berterimakasih padaku dan menanyai tentang ayah.

Hujan gerimis berubah menjadi hujan yang lebat. Radio bilang bahwa musim hujan akan berlangsung lebih lama. Wiper mobil mendorong air hujan ke sudut.

Saat sampai di Kota Songju, aku melihat persimpangan. Di sebelah kanan, aku melihat gedung yang tak asing, masih dalam pembangunan. Dua bulan dari sekarang, sebuah toko bunga akan buka di gedung itu. Mereka menjual bunga langka bernama Smeraldo, bunga yang kupelajari hanya untuk perempuan itu. Ketika aku berpikir tentangnya, ratusan memori membanjiriku. Pertama kali aku melihatnya dengan hembusan angin dari kereta yang lewat, waktu yang kami habiskan bersama, dan kematiannya di bawah kembang api yang menyala.

Malam itu, aku keluar rumah terlihat sama persis dengan deskripsi di buku diarinya yang bisa kubacakan dengan mata tertutup. Insiden truk pengantar Smeraldo adalah kebetulan yang tidak mungkin. Jika aku tidak memesan Smeraldo, jika ia tidak menyebrangi jalan setelah melihatku, jika pemilik toko bunga tidak melupakan kartu ucapan yang kuminta, jika aku tidak memanggil pemilik toko itu, atau jika dia tidak memutar balik truknya, insiden itu tidak akan terjadi.

Dia tertabrak tepat di depan mataku. Dia berdarah. Ban terus menggesek aspal seperti jeritan. Bunga Smeraldo terinjak di kakiku. Dan sebuah time-loop dimulai lagi.

Aku membuka mata pada 11 April. Untuk sesaat, aku tak bisa mengerti apa yang terjadi. Kupikir loop berakhir di pantai pada 22 Mei. Apa yang dikatakan kucing aneh itu benar: Aku harus menyelamatkan semua orang. Tapi, yang beruntungnya mengapa aku berada di time-loop yang lain? Aku tidak tahu mengapa time-loop dimulai lagi, tapi itu terjadi, dan aku belum bertemu perempuan itu. Dia masih hidup, dan aku bisa menyelamatkannya.

Tidak sulit untuk menyelamatkannya. Aku tidak perlu menyuruh seseorang melakukan sesuatu, dan itu tidak memerlukan waktu yang tepat. Yang harus kulakukan hanya membuat sebuah perubahan kecil diantara banyak kebetulan. Tapi aku tetap berhati-hati. Aku mengontrol segalanya dan mengeliminasi semua variabel. Dan menyelamatkannya.

Akan sangat mudah jika itu bisa mengatasi segalanya. Masalah datang sebulan kemudian. Malam dimana kontainer terbakar, Namjoon terbunuh, dan loop dimulai lagi.

Aku masih belum menemukan alasan mengapa loop dimulai lagi, atau kenapa aku tidak bisa menyelamatkan Namjoon. Setiap kali ia terbunuh, loop dimulai lagi, dan hubunganku dengan perempuan itu memburuk untuk alasan yang aneh. Aku selalu melakukan seperti isi diarinya-kami pergi melakukan yang ia suka, es-krim, dan pergi berkendara ke danau, tempat yang ingin ia kunjungi. Tapi di setiap loop, ia menjadi semakin menjauh.

Hal-hal aneh juga terjadi. Satu hari, dia dan aku duduk di tepi Sungai Yangji dan melihat matahari terbenam. Aku hampir menyarankan menjadi relawan di penampungan hewan. "Kita harus berhenti bertemu. Kurasa kita harus," dia berkata tanpa melihat ke arahku. "Bagaimana kalau kita pergi berkendara?" Aku berkata seakan tak mendengarnya. Aku memegang lengannya dan membantunya berdiri.

"Ayo putus," katanya, mendorong tanganku menjauh. "Apa masalahnya?" tanyaku. Duduk di tepi sungai, melihat matahari terbenam, dan menjadi relawan di penampungan hewan. Semua itu ada di diarinya, sesuatu yang ia suka, dan aku melakukan apapun yang ia suka. Tapi semua selalu berakhir seperti ini. Di setiap loop, semua berakhir seperti ini. Dan ia berkata hal yang sama: "Aku tak tahu lagi siapa kau," dan "Kau bukan orang yang sama dengan orang yang membuatku jatuh cinta." Dia menjadi semakin menjauh. Aku menjadi muak. Setelah semua yang kulakukan, aku tidak tahu lagi apa yang bisa kuperbuat.

Ia berdiri dan aku menahan lengannya. "Kau menyakitiku. Lepaskan!" Aku menahannya lebih kuat tanpa sadar. Saat mencoba melepaskan diri, ia kehilangan keseimbangan dan terseleo. Aku akhirnya melepaskan cengkramanku. Ia terjatuh ke tanah dan memegangi pergelangan kakinya. "Kau tahu? Kau menjadi aneh. Aku tak lagi mengenalimu."

BTS HYYH The Notes 2 [Indonesian ver.]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang