Taehyung -23 Juli tahun 22

137 26 0
                                    

Pintu kelas lama itu terbuka. Udara yang terperangkap di dalam dengan perlahan keluar. Dan adegan tak asing terlihat di depanku.

Kelas kami. Aku melihat sekitar. Kelasnya kosong kecuali ada tumpukan barang yang dibuang, terlihat sudah tua. Lampu senter dari ponselku menyinari meja-kursi rusak dan plakat acara yang tergeletak di lantai. Kotak-kotak dengan koran lama dan kertas sekolah. Temboknya terisi gambar dan tulisan. Apa yang telah terjadi di sini?

Jimin tiba diikuti Namjoon dan Yoongi. Namjoon memberitahu kami apa yang dia temukan di perpustakaan. "Choi Gyuho yang pergi ke sekolah setelah menerima telepon dari seseorang. Dan dia mungkin datang ke tempat ini. Atau ke tempat lain, tapi sangat memungkinkan dia ke sini." Yoongi bertanya, "Apakah Kim Changjun yang memanggilnya ke sini?"

Namjoon berkata, "Tampaknya Kim Changjun mencarinya seperti orang gila, jadi sepertinya tidak mungkin. Lebih mungkin jika orang lain yang menelepon lalu dia menghilang."

Jadi siapa yang meneleponnya? Dan apa yang terjadi di sini? Aku berkata, "Choi Gyuho masih menghilang dan Woo Hyunsung berada dalam kondisi tidak bisa memberi tahu kita apapun. Jadi hanya satu orang yang tersisa."

Kami berdiri di kegelapan. Flashlight kami semua terarah ke lantai. Aku melihat sekitar. Jimin berjongkok di depan tembok. Yoongi di kursi piano. Namjoon menulis sesuatu di jendela dengan tangannya.

"Aku merasa kita kembali ke sekolah karena kita di sini saat malam," Namjoon berkata setelah beberapa waktu. "Kembali ke sekolah? Aku akan sangat membencinya." Yoongi terkekeh dan berkata, "Banyak yang belum berubah, 'kan? Setiap aku berpikir ini yang tersulit, sesuatu yang lain terjadi melampauinya. Tidak ada yang mengejutkanku lagi."

Namjoon berkata tidak riang, "Ya, kenapa dunia seperti itu? Itu bukan seperti kita membuat dunia menjadi begini. Kita terlahir dan menemukannya begitu. Mengapa kita dibuang ke dunia ini tanpa bisa berbuat apa-apa?"

"Apa yang harus kita lakukan?" Saat Jimin berkata itu, Namjoon mendesah dan berkata, "Kita harus pergi dan berbicara dengan Seokjin dulu. Tanyai dia tentang peta jiwa dan ayahnya." Jimin bertanya, "Setelah itu apa?" Namjoon menjawab, "Tak tahu, tapi kita harus mulai dengan pertanyaan itu...."

Sebelum Namjoon selesai, Jimin berdiri dan berkata, "Lihat ini. Ada nama ayah Seokjin."

Kami mendekat ke arah yang Jimin tunjuk. Di antara banyaknya tulisan, ada beberapa nama. Dengan senter dari ponsel kami, kami membaca nama itu. Kim Changjun salah satunya. Jimin menunjuk nama lain. "Woo Hyunsung, pria di bangsal kejiwaan. Aku tidak bisa mengenali nama lain." Yoongi menunjuk nama lain. "Choi Gyuho. Siswa yang menghilang,'kan?"

Namjoon membaca sebuah kalimat di bawah nama-nama itu: Semua dimulai dari sini. 

BTS HYYH The Notes 2 [Indonesian ver.]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang