Seokjin -11 Juli tahun 22

146 26 0
                                    

Aku melihat sekitar. Ayah, walikota Songju, orang-orang dari yayasan, dan presiden perusahaan konstruksi. Itu semua adalah wajah-wajah yang familiar. Aku duduk di kursi kosong di sebelah Paman Junho. Rapat sedang berlangsung. Aku mengeluarkan buku catatanku tapi tidak menulis apapun. Rapat itu tidak menarik ataupun penting.

Mereka membicarakan tentang memulai pembangunan ulang lebih awal. "Dengan area 3 yang telah dikosongkan, haruskah kita merobohkan tempat ini sekarang?" Dan topik berganti ke kontainer. Seseorang menyerahkan daftar penghuni kontainer ke ayah, tapi dia menurunkannya, tidak tertarik. Ia melihatku sekilas.

Aku pernah melihat daftar itu di salah satu time-loop. Itu berada di meja ruang kerja ayah. Nama Namjoon di daftar itu dilingkari dengan warna merah. Aku tahu waktu itu bahwa ayah sudah tahu bahwa Namjoon adalah salah satu target penghuni yang akan dikosongkan pada 30 September. Aku memohon padanya, "Tolong hentikan ini. Hentikan pembongkaran itu." Semua yang dia lakukan hanya melihatku tanpa menolak. Aku tergagap mengeluarkan beberapa kata, tapi setelah berdiri di sana sebentar, aku pergi tanpa mendapatkan apa-apa.

Rapat dijadwalkan berakhir sebelum makan siang. Aku berhasil kabur dari sana dengan berjalan ke tempat parkir. Aku menemukan mobilku dan menolak panggilan telepon. Telepon tak terduga itu dari kepolisian. Aku menemukan rekaman hari itu dari panggilan telepon. Aku tahu apa yang terjadi.

Petugas polisi bilang bahwa mereka menerima panggilan tentang tabrak lari, dan menginginkan rekaman kotak hitam mobilku dari tanggal 22 Mei. 22 Mei adalah hari dimana aku terkena insiden saat pulang dari pantai. Polisi bilang bahwa itu adalah tabrak lari, jadi mungkin itu adalah kasus Jungkook. Aku tidak bisa mempercayainya, tapi aku tak punya apapun untuk disembunyikan. Aku memberitahunya bahwa aku akan melakukannya.

Malam setelah kejadian itu, aku memeriksakan ban dan mesin di bengkel terdekat. Tak ada hal tak biasa yang terjadi, tapi pemilik bengkel menanyaiku sambil lalu. "Apa yang terjadi?" Dan ia memandangiku dan mobil dengan singkat. Aku berkata tak ada, tapi ada ketidakpuasan di matanya.

"Apakah kau menelepon polisi?" Saat aku menanyainya di telepon, pemilik bengkel menyadari siapa aku dan terbatuk. "Aku memberitahumu bahwa aku tertabrak pembatas jalan. Dengan memberikan pernyataan palsu ke polisi, kau telah merusak reputasiku dan menghambat pekerjaan polisi. Apakah kau memikirkannya?"

Dia terdiam. Aku bisa membayangkan bagaimana ia malu. Aku sudah berlebihan dengan menyinggung reputasi dan menghambat polisi, tapi meletakkannya ke dalam air panas tidak buruk juga. Menjadi kuat dan bertingkah seakan-akan kuat itu berbeda. Dan orang harus tahu tempatnya.

"Dan kau bahkan belum minta maaf." Setelah mendengar itu ia berkata bahwa dia pasti telah melakukan kesalahan dan meminta maaf. "Kau pikir permintaan maaf akan menyelesaikan semua ini?" Aku menutup telepon tanpa menunggu jawaban.

BTS HYYH The Notes 2 [Indonesian ver.]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang