Taehyung -23 Juli tahun 22

125 29 0
                                    


Restoran BBQ pamanku terletak di pusat kota Gooan-dong. Restorannya hanya ada beberapa meja kaleng bundar, dan itu terletak di ujung gang kotor. Terakhir kali aku ke sana bersama ibu, jadi pasti sudah 10 tahun yang lalu. Paman meneleponku untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Aku tidak pernah menelepon atau mengiriminya pesan.

Aku turun dari bis dan menyebrangi jalan. Bar yang berjejer di jalan sedang bersiap untuk buka. Aku di sini sekarang untuk mengunjungi paman setelah sekian lama untuk mendapatkan informasi tentang ayah Seokjin. Ibu dan paman dilahirkan dan besar di Songju. Paman lulus dari SMA Songju Jeil dan sekitaran umur Kim Changjun.

Paman sedang menyapu saat aku membuka pintu restoran. Di menyapa "Selamat datang" tanpa menoleh ke arahku. Tidak mendengar respons, dia menegakkan punggungnya dan melihatku. Aku mengangguk menyapanya.

Kami duduk di sebuah meja di sisi restoran yang kosong. "Bagaimana kabarmu dan kakakmu?" Dia bertanya tentang kami. Tentu saja kami tidak baik. Mengapa bertanya? Apakah dia mau aku mengatakan seberapa buruk keadaan kami dengan mulutku?

"Taehyung, ibumu...." Aku menginterupsi dan berkata, "Paman, kau satu SMA dengan Kim Changjun, 'kan?" Dia terlihat bingung. "Maksudmu Kim Changjun si anggota dewan?" Aku mengangguk. "Ya, kenapa kau bertanya?"

Aku mungkin terdengar kasar, dan langsung memberitahunya, "Paman tidak perlu tahu. Bisakah paman memberitahuku kenapa Kim Changjun mengulang setahun? Apakah ada hubungannya dengan siswa yang hilang?"

"Aku tidak terlalu ingat karena itu sudah sangat lama" Mencoba mengingat masa lalu, dia melanjutkan, "Saat anak itu hilang, Kim Changjun menggila dan pergi mencarinya. Dia tidak masuk kelas karena menyusuri kota dan sekolah. Karena itulah dia mengulang setahun. Semua orang bilang dia menjadi gila."

"Suatu hari, Changjun ditemukan pingsan di ruang musik di paviliun. Dan begitulah. Dia berhenti mencari dan tidak muncul di sekolah sampai kembali untuk mengulang. Dia pasti sangat shock karena saat dia kembali, dia sangat berubah. Dia tidak punya teman, dan tidak tersenyum ataupun marah. Terlihat seperti tak punya emosi."

"Mungkin dia hilang ingatan?" Paman melirikku dan menjawab tidak tahu. "Kami tidak begitu dekat. Tapi aku merasa dia menjadi dingin. Matanya terlihat berbeda. Aku tidak bisa menjelaskanya, tapi matanya terlihat kosong. Sebelumnya dia ramah dan bergaul dengan baik dengan teman-temannya. Tapi kenapa kau bertanya tentang Kim Changjun, Taehyung? Apakah sesuatu terjadi padamu?"

Wajahnya terlihat khawatir. Aku mengerutkan kening dengan bibir tertutup rapat. Dia terlihat seperti ibu dengan ekspresi itu, ekspresi yang tidak bisa kuingat lagi.

Aku menjawab tidak. Dan aku menyesal karena marah padanya dan bersikap kasar. Aku memberitahunya bahwa tidak ada apapun yang terjadi padaku dan aku baik-baik saja.

Aku mengucapkan selamat tinggal dan keluar. "Taehyung!" Paman memanggil namaku tapi aku tidak menoleh. "Taehyung, tunggu!" Aku mendengarnya mengejarku. Aku berjalan cukup cepat, tapi tiba-tiba aku teringat bahwa ruang musik ada di lantai tiga. Ruang musik di paviliun? Aku berbalik dan bertanya, "Gedung paviliun itu yang mana?"

Paman membuat wajah seolah tak mengerti pertanyaanku. "Ah.... Mereka punya gedung baru, 'kan? Saat jaman kami, mereka juga menggunakan gedung kecil di sebelah kiri gerbang. Kau tahu gedung satu lantai itu? Ruang musiknya di sana."

Itu tempat berkumpul kami. Gedung lama dimana gudang bekas ruang kelas dengan piano berada. Apa yang terjadi pada Kim Changjun di sana?

"Taehyung, ini." Paman menyerahkan sebuah catatan padaku dengan cepat.

BTS HYYH The Notes 2 [Indonesian ver.]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang