Setelah mendapat kembali ingatanku, aku merasa hancur. Kenyataan bahwa kehilangan ingatanku bukanlah masalahnya. Aku tidak tahan dengan semua yang kulakukan selama loop terakhir.
Aku mengikuti rapat rencana pembangunan ulang. Aku tahu semua itu. Apa yang akan mereka lakukan, dan apa masalah yang mereka duga. Diantara dokumen-dokumen ayah, aku bahkan melihat status penduduk dengan nama Namjoon yang terlingkar merah. Aku adalah kaki tangan dan peserta yang bersukarela masuk ke rencana menuju kematian Namjoon.
Kaki tangan ini terasa asing seakan dia bukanlah aku. Seperti cangkang berongga yang meniruku. Ganas dan keji. Egois dan berhati batu. Tanpa ada kehangatan manusia di dalamnya.
Aku mau mengakui bahwa dia bukanlah aku. Tidak ada yang terjadi berdasarkan keinginanku dan semua tuduhan harus tertuju ke cangkang berongga itu. Tapi dia punya wajahku di sana. Dan juga tubuhku. Seseorang yang melakukan semua kesalahan itu tidak lain adalah aku.
Aku mengambil diari ayah. Jika aku mengingat dengan benar, dia tidak pernah suka aku bergaul dengan teman-teman. Dia memanggil teman-teman "tak berguna" dan menghina mereka karena mereka tidak punya kekuasaan atau privilage.
Tiba-tiba aku punya pertanyaan. Bagaimana bisa ayah melakukan itu? Caranya berpikir tentang teman-teman sangatlah dia. Tapi berdasarkan diarinya di gudang bekas kelas, dia dulu juga punya teman. Teman-teman yang sangat penting baginya sehingga dia mencoba menyelamatkan mereka dengan memutar waktu. Saat dia menyerah atas teman-temannya, apakah dia juga menyerah dengan jiwanya juga? Sehingga dia menjadi orang yang tak berhati?
Aku pergi ke ruang baca dan menunjukkan diarinya. "Apa ini?" Tanpa terlalu memperhatikan, dia mengambil diari dan membukanya. Dengan sekejap wajahnya berubah. Dia terdiam seperti membeku di tempat. Dia tidak melihatku atau menutup diarinya. Matanya melekat ke situ.
Tangannya membalik halaman dan ekspresinya berubah menyakitkan. Keinginan untuk melupakan dan harapan untuk mengingat tercampur di wajahnya.
Mustahil membaca ekspresinya saat itu. Saat dia bertemu pemilih dan pendukungnya, dia terlihat bisa dipercaya dan rendah hati, tapi itu adalah salah satu dari banyak topengnya. Ekspresinya kesakitan sekarang. Aku melihatnya dengan tidak percaya.
"Kau tahu tentang rencana pembangunan ulang...." Mendengarnya, dia menutup diari. "Aku tak tahu di mana kau menemukan ini, tapi semua ini hanya masa lalu. Terlalu banyak waktu yang sudah berlalu dan sudah terlalu banyak hal yang terjadi." Ekspresi di wajahnya hilang lagi.
"Kau punya teman yang penting bagimu dan kau mencoba berkali-kali untuk menyelamatkan mereka." Aku tidak mengatakan itu. Aku tahu dia akan tahu tanpa aku mengatakannya. Dia tahu kenapa aku menyerahkan diarinya. Tapi jawaban ayah adalah tidak.
"Bisakah kau memikirkannya sekali lagi? Ini belum terlalu terlambat dan kau bisa memperbaikinya." Aku bertanya saat dia akan pergi. Dia menoleh perlahan dan berkata, "Ini bukan urusanku lagi sekarang."
![](https://img.wattpad.com/cover/241160521-288-k260565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS HYYH The Notes 2 [Indonesian ver.]✅
FanfictionTerjemahan The Notes 2 Inggris-Indonesia Unofficial translation of course, so I cannot guarantee the content :)