BTS HYYH The Notes 2 [Indonesian ver.]✅

Namjoon -25 Juli tahun 22

Seokjin akan menelepon kita,'kan? Aku menerima pesan Taehyung saat pagi. Kontainer dipenuhi bekas pesta semalam. Setelah sekian lama, tempat ini diisi kami bertujuh. Walau suasananya jauh dari kata pesta. Aku membalas pesannya: Tunggu dan lihat saja.

Aku merasa tak nyaman sepanjang kerja. Aku berpikir tentang Hoseok tadi malam dan berpikir untuk mengiriminya pesan beberapa kali. Secara tak langsung itu adalah salahku mereka akan menghancurkan pantinya lebih awal. Jika aku tidak membuang kertas itu ke ruang tunggu reporter, rencananya akan macet seperti sebelumnya. Hoseok juga tahu ini.

Setelah kerja, aku pergi ke Two Star Burger. Aku melihat Hoseok dari jendela. Dia tidak melayani pelanggan atau bekerja di kasir; dia hanya terduduk di salah satu kursi. Mata kami bertemu. Hoseok melihatku tapi menolehkan matanya menjauh.

Aku berjalan sekitar gedung itu, menunggunya selesai kerja. Hoseok berjalan keluar dengan kruk. Kemarin, pergelangan kakiknya diperban, tapi hari ini dipasang gips. "Apakah kakimu memburuk?" Hoseok tidak menjawab.

Aku memelankan langkah untuk berjalan dengan Hoseok. "Mungkin kau harus memanggil taksi?" Hoseok tetap diam. Ini pertama kalinya aku merasa tak nyaman disekitar Hoseok. "Apakah kau selesai bekerja sekarang? Atau kau masih bekerja? Apakah ada yang salah? Apakah kau akan ikut protes untuk panti?"

Hoseok berhenti. "Namjoon, aku akan pergi sendiri." Hoseok terlihat tak beremosi. Jung Hoseok yang kukenal tidak seperti ini. Aku tahu panti asuhan sangat berarti untuk Hoseok.

"Aku minta maaf. Ini semua karenaku." Perkataanku tidak berawal dan berujung. "Tapi pasti ada sesuatu yang bisa kulakukan." Hoseok mendesah dan berkata, "Kau? Melakukan apa?" Dan dia tidak bisa melanjutkan. Ada nada menyalahkan di keheningannya: Bagaimana mungkin keadaanmu lebih baik dari kami yang tinggal di panti saat kau tinggal di kontainer yang akan segera dirobohkan?

Aku tahu dia tidak menyalahkanku; dia marah dengan ketidakberdayaannya.

"Namjoon, kau harus pergi." Mendengar suara letihnya, aku berhenti. Dan aku melihatnya sampai dia menghilang dari pandangan.