BTS HYYH The Notes 2 [Indonesian ver.]✅

Taehyung -24 Juli tahun 22

Dua minggu yang lalu hari ini, kami memutuskan untuk mengadakan pesta untuk merayakan keluarnya Jungkook dari RS. Kami bilang, "Ayo membuat pesta untuknya saat dia keluar." Dan kami melupakannya.

Banyak hal yang terjadi sejak itu. Aku pergi mengelilingi Songju dengan Namjoon, mencari gedung itu, termasuk kelas. Di atas semuanya, rencana pembangunan ulang membuat seluruh kota terbalik. Aku tidak tahu sudah berapa lama waktu berjalan, dan aku baru mengingat hari terakhir Jungkook di RS sehari sebelumnya.

Kami baru meninggalkan kelas dan sambil berjalan kami berbicara bagaimana bertanya ke Seokjin tentang ayahnya. Seseorang berkata kita harus menanyainya saat pesta Jungkook. "Akankah Seokjin datang?" "Kita harus membuatnya datang." "Bagaimana?" "Tah tahu." Kami baru menyadarinya waktu itu-Jungkook akan pulang besok.

Kami saling melihat dengan terkejut. Kenyataannya, tidak ada satupun dari kami yang memperhatikannya. Kami telah disibukkan karena Seokjin, tapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa kami melupakan Jungkook.

"Haruskah aku meneleponnya?" Saat aku berkata itu, Namjoon menjawab tidak. "Ini tengah malam. Ayo berikan dia pesta yang menakjubkan. Hoseok, kau yang mengurus makanan seperti biasa. Taehyung, bagaimana kalau membawa topi pesta dan lainnya? Jimin...." And Jimin berkata, "Aku akan membelikannya hadiah. Dia akan suka buku sketsa."

"Bagaimana dengan Yoongi?" Saat Namjoon bertanya, Yoongi tersenyum dan berkata, "Kehadiranku akan menjadi hadiahnya. Namjoon, apa yang akan kau lakukan?" "Aku akan menyediakan tempat untuk pesta."

Kami sepakat untuk bertemu untuk pesta pukul 7 malam besok. Aku menunggu Namjoon selesai bekerja di pom bensin. "Kita harus cepat. Mereka memulangkanku sangat larut, kita akan terlambat," kata Namjoon.

Dia membungkuk mengucapkan selamat tinggal ke bosnya dan berjalan ke arahku. Aku berdiri. "Kita akan tiba jam 7 lewat." Kami berjalan berdampingan menuju kontainer Namjoon.

"Menurutmu Seokjin akan datang?" Namjoon menjawab, "Aku tak yakin, tapi dia mungkin akan datang. Aku mengiriminya pesan." "Apa yang kau katakan di pesan itu?" "Kita harus berbicara tentang peta jiwa."