EMPAT

173K 21.3K 3.1K
                                    

HAI, ASSALAMUALAIKUM TEMAN-TEMAN.

GIMANA KABAR KALIAN?

SEHAT SEMUA?

AKU HARAP SEHAT SEMUA YAA.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN.

.

.

.

HAPPY READING

.

.

.

Gibran meletakkan Raska di atas dadanya dengan wajah yang berhadapan dengannya. Bayi mungil itu sudah nyaman dengan tengkurap di atas tubuh Gibran. Gibran pun dengn senang hati menerimanya. Sangat lucu dan menggemaskan.

Jika di lihat dengan seksama, Raska memiliki kemiripan yang hampir sama dengan Gibran. Padahal itu bukan anak kandung Gibran. Tetapi, jika mata siapa saja yang melihat Raska dengan lekat, pasti akan mengira itu adalah anak Gibran.

Alana berjalan menuju pinggir ranjang yang dengan membawa sepiring brownis dan susu untuk ia nonton drakor. Mumpung masih ada Gibran, ia sempatkan untuk menonton drakor.

"Agak geseran dikit!" suruh Alana agar Gibran bergeser.

Gibran pun bergeser dan tak lupa ia memegangi Raska agar tidak jatuh. Dahi Gibran berkerut. "Mau ngerjain tugas?"

Alana menggeleng. "Gue udah ngerjain tugas dari tadi siang pas Raska tidur."

"Terus?"

"Nonton drakor!"

Gibran pun mengangguk lalu membaringkan Raska yang sudah tertidur di atasnya. Ia pun meletakkan Raska secara hati-hati dan ikut berbaring di samping Raska. Memeluk tubuh mungil bayi itu dan ikut memejamkan matanya.

2 jam kemudian..

Alana menutup laptopnya saat drama korea yang ia tonton sudah habis dan tamat. Ia pun menoleh ke arah Raska dan Gibran yang sedang tertidur pulas. Ia menatap Keduanya dengan intens.

"Kok mukanya mirip ya?" gumam Alana pelan agar tidak menganggu Raska dan Gibran.

"Mau di bangunin tapi ini udah 2 jam lebih dia tidur. Pasti udah lelap banget! Terus gue tidur dimana dong?!" Alana mengacak-acak rambutnya frustasi. Bingung ingin tidur dimana.

"Masa iya gue tidur satu ranjang sama ni cowok? Yaa walaupun ada Raska di tengah, tapikan... Ah bodo amat deh!" akhirnya mau tidak mau, Alana pun ikut berbaring di samping Raska. Sebelum itu ia mengencup kening Raska dan ikut memejamkan matanya.

---

Pagi sudah menyambut bumi. Matahari nampak masih malu-malu untuk muncul. Alana mengerjapkan mata pelan saat sinar matahari menghalanginya.

Ia meraba sampingnya dan ternyata kosong. Sontak ia membuka matanya dan berjalan cepat keluar kamar. Ia khawatir jika Raska tidak ada dan di culik.

MOM ALANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang