TIGA

194K 21.8K 6.3K
                                    

HAPPY READING

Alana memasuki rumahnya dengan tangan yang masih ada Raska yang berada di gendongannya sedang tidur karena perjalanan dari rumah orang tua Gibran dan rumah Alana letaknya cukup jauh hingga membutuhkan waktu 45 menit.

Alana membaringkan Raska di atas ranjang secara hati-hati agar bayi mungil itu tak terusik saat tengah tertidur. Ia tersenyum menatap wajah mungil Raska yang damai dengan tidurnya. Alana pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Tak menunggu lama, akhirnya ia selesai dengan ritual mandinya. Alana pun berjalan menuju dapur untuk memasak makan malam untuk dirinya.

Tok tok tok!

Alana mematikan kompornya saat mendengar ketukan pintu. Ia pun mencuci tangannya di wastafel dan berjalan menuju pintu utama.

"Ngapain?" tanya Alana saat Gibran tengah berada di depan pintunya dengan senyum lebar di wajah tampannya.

"Nengokin anak gue." sahut Gibran membuat Alana tersedak.

"Dih ngapain juga lo keselek?" Gibran manatap Alana heran. Alana pun menggeleng lalu mempersilahkan Gibran masuk.

"Raska dimana?"

"Kamar. Lo kesana aja. Kalau udah bangun bawa ke dapur atau nggak langsung gendong. Gue mau masak!"

Gibran pun mengangguk dan mulai berjalan ke arah kamar gadis itu. Ia sedari tadi tak melunturkan senyumnya. Entah mengapa ia sangat senang saat bisa berdekatan dengan Raska.

Ternyata Raska sudah bangun dengan kaki yang ia angkat dan mengemut ibu jarinya lucu. Gibran menghampiri Raska dan mulai menggendongnya.

"Udah bangun ya anak ayah?" Gibran terkekeh saat dirinya menyebutnya dengan kata 'Ayah'. Ia sudah menyukai dan menyayangi Raska seperti anak kandungnya sendiri.

Raska hanya diam sesekali ia tertawa saat Gibran menciumi seluruh wajah gembul milik Raska hingga geli di wajah Raska membuatnya terus tertawa.

"Kita ke bunda ya?" Gibran ingin sekali tertawa saat menyebut Alana bunda dan menyebutnya sendiri dengan sebutan Ayah. Geli rasanya di saat umur yang biasanya untuk besenang-senang tetapi malah mengurus bayi mungil seperti Raska. Sejujurnya Gibran tidak terlalu suka dengan anak kecil. Menurutnya anak kecil itu merepotkan dan bawel. Tetapi entah mengapa, jika ia jauh dari Raska, ia sangat merindukan bayi mungil nan ucul itu.

Tawanya yang menggemaskan. Ingin bergerak tetapi tidak bisa membuat Gibran senyum-senyum sendiri saat mengingat jika tidak ada Raska.

"Al.." panggil Gibran. Alana pun menoleh dan tersenyum saat melihat Raska berada di gendongan Gibran.

"Baru bangun Raskanya?" Gibran mengangguk lalu duduk di meja makan.

Alana melirik ke arah jam dinding yang berada di dapur. Ternyata jam menunjukkan pukul 4 sore yang waktunya Raska harus mandi. Untung saja masakannya sudah selesai. Ia pun langsung mematikan kompor dan mulai menyiapkan di meja makan.

"Sini'in Raskanya!"

Gibran menoleh ke arah Alana lalu menggeleng. "Gue masih mau main sama Raska, Al!"

MOM ALANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang