EMPAT PULUH

103K 11.5K 789
                                    

guys gue udah punya gambaran buat squel+spin off cerita ini. pada penasaran ga sih?

 pada penasaran ga sih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~•~•~•

"Muka lo kusut amat?" tanya Julia seraya meletakkan tasnya di meja kantin.

Alana menoleh lalu menggeleng, "Biasa aja padahal." balasnya cuek.

Dahi Julia mengernyit, "Sini cerita.." suruhnya.

Alana menghela napas panjang. Sebenarnya ia sedang malas untuk bercerita. Namun, ia juga masih ingat pesan dokter yang mengingatkanmya jika ada masalah tak boleh ia pendam sendiri.

"Raska kangen sama Gibran, tapi keadaan kita makin kesini, makin nggak baik." ucap Alana diakhiri helaan napas.

Kepala Julia mengangguk paham. Soal masalah Alana yang belum kelar dan di tambah masalah baru, ia sudah tahu karena Alana sendiri yang bercerita padanya. Bahkan, itu bukan dari paksaan Julia ataupun dengan keterpaksaan. Itu murni dari Alana sendiri.

Lalu gadi itu tersenyum menatap sahabatnya. "Gue sebenarnya nggak tahu harus ngasih saran apa. Tapi, apa nggak bisa lo coba buat maafin Gibran lagi? Gue tahu perasaan lo sekarang. Ini demi Raska, Al. Lo tahu kan efek sampingnya berantem? Ya, walaupun lo nggak nikah sama si Gibran. Tapi tetep aja kalian berdua sekarang udah jadi orang tua dan Raska sebagai anaknya. Raska tuh sekarang ibaratnya kayak anak broken home tahu nggak?" seloroh Julia membuat Alana terdiam.

"Ya kalau hati lo belum mantep atau belum siap buat maafin Gibran, itu sih hak lo. Gue ga maksa dan itu semua ada di elo. Si Gibran cuma nunggu dia lo maafin." lanjut Julia.

Alana mengangguk lalu ikut tersenyum. Ia bersyukur memiliki sahabat seperti Julia ini. Walaupun kadang malu-maluin dan ngeselin, tapi emang yang paling ngerti dia sih. Bahkan, Mamanya saja belum bisa sepengertian Julia kayak gini. Ini sih bukan salah Mamanya yang kurang memperhatikan Alana. Tapi, Alana sendiri yang tidak mau membebani pikiran Mamanya lagi.

Untuk, masalah Papanya soal kepergok malam itu. Gandi masih mendiami hingga sekarang membuat Alana sedih. Biasanya Gandi akan memanjakannya seperti ia masih berusia 5 tahun. Tapi semenjak kejadian malam itu, Gandi berbeda. Padahal Alana sudah menjelaskan hingga berkali-kali tapi, pria paruh baya itu masih menekan egonya untuk tidak percaya.

Yaa, meski sekarang sudah tidak sedingin setelah kejadian itu. Tapi, Alana tetap merasa sedih. Kebahagiaannya masih tetap ada yang kurang.

"Lo nggak pesen?" tanya Alana setelah beberapa saat hening.

Julia yang tadinya menunduk bermain ponsel lalu mendongak. Ia mengangguk kecil dan beranjak dari duduknya. "Bentar gue pesen teh anget dulu.." ucap Julia. Lalu gadis itu menunduk saat melihat gelas kosong milik Alana. "Lo nggak pesen lagi?" lanjutnya.

MOM ALANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang