Hallo?
Apa kabar? Semoga baik semua ya.
Udah klik tombol bintangnya belum?
Kalau belum klik langsung klik tombol bintangnya yaa.
Aku mau tanya,
~Siapa yang nungguin cerita ini update?
~Gimana sih pendapat kalian tentang cerita ini?
~Kira-kira seru nggak sih?
~Kalian suka nggak?
~Ngebosenin nggak?
~Siapa nih, yang lagi baca sambil ngemil cemilan?
~Siapa yang lagi pakai baju hijau toska?
.
Happy birthday buat yang ulang tahun🎉
Happy Reading📖
~~~
Saat ini, Mawar dan Dinda tengah berada di rumah Dinda. Dua wanita paruh baya itu sangat gemas dengan Raska yang terus berceloteh tidak jelas.
"Gemes banget sama Raskanya." ucap Mawar menciumi wajah Raska.
Dinda terkekeh. "Aku juga gemes banget tiap ngeliat dia ngoceh terus. Padahal cowok, tapi kayak cewek. Cerewet!"
Mawar ikut terkekeh.
"Eh Din, bundanya Raska kemana sih? Kok aku nggak pernah lihat dia lagi?" tanya Mawar pada Dinda.
Dinda menoleh. "Ada kok, tapi beda rumah sama Gibran dan Raska."
"Kok-"
"Ya gitu deh, namanya juga anak muda." jelas Dinda terkekeh, memotong ucapan Mawar.
"Mereka cerai gitu?!" heboh Mawar terkejut.
Dinda berdecak. "Nanti deh kapan-kapan aku cerita in. Kalau udah Gibran sama Alana."
"Hah? Kamu bilang apa?" Mawar mencoba membuka telinga lebar-lebar. Takut jika ia salah dengar.
"Kalau udah ada Gibran sama Alana, nanti aku kasih tau." ucap Dinda sekali lagi.
"A-alana?" tanya Mawar terbata-bata.
Dinda mengangguk. "Iya, Alana. Bundanya Raska." jelasnya.
"Bukan Alana ini kan, Din?" tanya Mawar memastikan seraya menyodorkan foto yang berada di ponselnya.
Dinda mengangguk. "Iya yang ini. Kamu kenal?"
Mata Mawar membulat sempurna. Jadi bundanya Raska adalah Alana anaknya?!
"Ah kamu boong, ya?" Mawar masih tak percaya.
Dinda mendengus. "Nggak percayaan banget kamu sama aku. Nih aku kasih liat fotonya." kali ini Dinda memperlihatkan foto mereka bertiga yang di cetak. Raska, Gibran dan Alana tengah foto shot di suatu fotografer
Seketika jantung Mawar berdegup dengan kencang. Perasaanya tiba-tiba tidak enak saat melihat foto yang Dinda perlihatkankan. Dinda yang melihat temannya terdiam dengan wajah terkejut mengerutkan dahinya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM ALANA
Teen FictionHidup Alana berubah ketika ia harus menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang cukup muda. 17 tahun. Bayangkan saja, di usianya yang masih belasan harus menjadi seorang ibu dan mengurus seorang anak. Bukan, dia bukan hamil di luar nikah. Na...