Berhubung udah 2k readers yang baca. aku update ya guys! thank you udah baca cerita ini dan juga vote cerita ini.
Kalau ada typo, tandai aja🌻
~~~
Taman kota pagi ini sudah ramai dengan orang-orang yang tengah berjalan-jalan maupun jogging bersama teman dan keluarga mereka masing-masing. Sama halnya dengan Alana. Saat ini ia dan juga Raska sudah berada di depan playground taman kota.
Alana memilih untuk memandangi Raska dari gazebo samping playground bersama ibu-ibu lainnya. Ia tersenyum manis seraya melambaikan tangannya saat Raska berjalan menuju ke arah taman bermain.
"Adiknya ya dek?" tanya salah satu ibu-ibu yang berada di gazebo membuat Alana refleks menoleh dan menggeleng.
Ibu itu mengernyit, "Anaknya?" Alana mengangguk pelan. "Nikah muda atau--" ibu itu menggantung ucapannya.
"Nikah muda," sahut Alana berbohong.
Ibu itu tersenyum canggung. Ia salah sudah ingin menduga tentang Alana yang tidak-tidak. "Maaf," ucapnya merasa bersalah.
Alana tersenyum, "Nggak papa kok, bu. Banyak juga yang bilang kalau saya seperti itu."
Ibu-ibu itu semakin merasa tak enak hati lalu memilih untuk diam memandangi depan, taman bermain anak-anak.
"Al!" Alana menoleh ke arah sumber suara lalu mengernyit.
"Raska mana?" tanya Gibran yang mengedarkan pandangannya mencari Raska.
Alana menunjuk kearah Raska yang sedang bermain perosotan dengan teman barunya mungkin. Gibran mengangguk lalu ikut duduk di samping Alana.
"Kesini nggak ngajak gue lo?" tanya Gibran mendengkus.
Mata Alana memutar malas, "Gue bangunin, gue gedor-gedor kamar lo, elunya aja nggak nyaut sama sekali. Udah 30 menit gue nungguin, tetep aja tidur." dengusnya.
Gibran menyengir, lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya maap. Semalem gue nonton bola sama bokap sama om Gandi sampai subuh. Ya ngantuk dong!" sahutnya tak terima.
Alana memutar bola matanya malas, lagi. Ia lebih memilih mengedarkan pandangannya kesembarang arah melihat pemandangan taman.
"Eh Al?"
"Apa?" jawabnya tanpa menoleh.
"Gue boleh tanya?" tanya Gibran ragu.
Dahi Alana mengernyit lalu menoleh menatap Gibran. "Tanya aja."
"A-athala siapa sih?"
Uhuk!
Tiba-tiba Alana tersedak salivanya sendiri. Kaget dengan pertanyaan Gibran tentang Athala. Gibran yang merasa aneh langsung bertanya. "Siapa Athala?"
"D-dia--"
Drtt-drtt
Ponsel Alana berbunyi hingga ucapannya berhenti. Ternyata Mamanya mengirim pesan, suruh cepat pulang. Alana menoleh ke arah Gibran yang sepertinya sungguh menanti kelanjutan ucapan Alana.
"Bran, kayaknya gue harus pulang deh." ucapnya dengan nada tak enak hati.
"Nggak bisa entar dulu?" Alana menggeleng.
Gibran menghembuskan napasnya berat lalu mau tidak mau harus mengangguk pasrah. Padahal dia sangat penasaran dengan laki-laki yang pernah Alana komen postingan instagramnya.
"Yaudah lo pergi aja. Nanti Raska biar sama gue," suruhnya merubah nada bicaranya.
Alana tertegun hatinya mencelos, "Bran.."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM ALANA
Teen FictionHidup Alana berubah ketika ia harus menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang cukup muda. 17 tahun. Bayangkan saja, di usianya yang masih belasan harus menjadi seorang ibu dan mengurus seorang anak. Bukan, dia bukan hamil di luar nikah. Na...