Banyak banget yang protes karena telat update:)
Maafkan aku yang ngaret ini para readers😭
Soalnya lagi males buka wattpad, jadi agak ngaret ya update nya hehe..Happy 41k readers❤❤
----
Semenjak pulang sekolah sampai makan malam, Alana belum juga keluar dari kamar membuat Mawar maupun Gandi heran dan juga khawatir. Seharian ini, entah ada apa. Alana terlihat berbeda.
"Pa, Alana kenapa sih?" tanya Mawar heran. Wanita paruh baya itu terus mondar-mandir di ruang makan.
Gandi menggelengkan kepalanya, "Papa juga nggak tahu, Ma. Kan Papa baru pulang, masa iya Papa tahu Alana kenapa," sahutnya memutar bola matanya malas.
Mawar berdecak kesal lalu mengambil ponselnya yang berada di atas meja makan. Ia mencari kontak Julia untuk menanyakan ada masalah apa Alana saat di sekolah.
Pasalnya, putrinya itu baru hari ini terlihat murung dan berwajah flat. Bahkan saat ditanya Mawar pas pulang sekolah tadi, Alana hanya menjawab gelengan kepala dan langsung berlari ke arah atas.
Tentu, Mawar yang melihat itu mengernyitkan dahinya. Tak paham dengan putrinya saat ini. Saat itu, perasaanya juga tidak enak mengetahui mata putrinya sembab. Tapi, Mawar hanya diam. Memendam banyak pertanyaanya di pikiran dan hati.
"Halo, Assalamualaikum tante.."
"Waalaikumsalam, Julia."
"Ada perlu apa ya tante? tumben telpon Julia. Kangen yaa?" terdengar suara kekehan kecil dari Julia.
Mawar pun ikut terkekeh kecil, " Kamu ini bisa aja. Eh iya, tante mau tanya sama kamu.."
"Tanya apa tant. Julia selalu jawab, apa yang tanya tanyakan,"
"Beneran nih ya. Nggak usah di tutup-tutupin,"
Seketika Julia langsung terdiam.
"Jull?"
"Julia?"
Saat tak ada sahutan, Mawar menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat telponnya masih menyambung atau tidak. "Masih nyambung kok," gumamnya heran.
"Julia, are you okey?"
"Eh? Julia baik-baik aja kok tant. Tadi mau tanya apa, tant?"
Mawar menghela napas pelan lalu menggeleng. "Nggak jadi, Jull. Maaf tante kayaknya gangu kamu,"
"Astaga, nggak kok. Tante nggak ganggu sama sekali. Kebetulan, Julia juga lagi gabut mau ngapain. Eh tiba-tiba tante telpon," cengir Julia yang pasti Mawar tak tahu. Hanya terdengar suara tawa saja.
Mawar tersenyum, "Tante matiin ya, Jul. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
Tutt..
"Telpon Julia ya, Ma?" tanya Gandi yang melihat istrinya selesai telponan.
Mawar mengangguk pelan lalu menghela napasnya lagi. "Mama khawatir sama Alana, Pa. Mama takut ada yang terjadi sama Alana. Kalau ada apa-apa gimana? Alana hari ini beda..." seketika mata Mawar lamgsung berkaca-kaca.
Gandi yang melihat mata istrinya berkaca-kaca ingin menangis langsung menghampiri dan memeluknya. Tangannya mengusap lembut punggung istrinya agar lebih tenang.
"Nggak ada yang terjadi apa-apa sama Alana. Pasti, Alana lagi ada masalah aja. Coba kamu tanya atau beri pengertian dia pelan-pelan, supaya dia mau kamu ajak bicara," usul Gandi yang membuat Mawar mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM ALANA
Teen FictionHidup Alana berubah ketika ia harus menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang cukup muda. 17 tahun. Bayangkan saja, di usianya yang masih belasan harus menjadi seorang ibu dan mengurus seorang anak. Bukan, dia bukan hamil di luar nikah. Na...