SELAMAT MEMBACA.
~~~
"Al, kamu tau tetangga baru kita, nggak?" tanya Mawar pada Alana yang asik menonton televisi.
"Yang mana?" tanya Alana tanpa mengalihkan pandangannya.
Mawar berdecak kesal. Lalu tangannya terangkat menarik telinga anaknya hingga membuat Alana memekik kaget.
"Mama!" Alana menatap kesal dengan mata melotot.
"Apa?!" sarkas Mawar ngegas.
Alana mendengus lalu menatap mama nya yang tengah menatapnya kesal. "Ada apa mama 'ku tersayang? Hm?"
"Kamu tau nggak tetangga kita yang rumahnya di depan kita?"
Dahi Alana berkerut. Ia tampak memikirkan sesuatu. Setelah lama diam, ia mengingat sesuatu yang ia pikirkan. Alana mengangguk mengetahui.
"Kenapa emangnya?" tanya Alana seraya memasukkan kacang goreng kedalam mulutnya.
"Ternyata dia temen lama Mama tau! Udah lama mama nggak pernah ketemu dia. Ketemu-ketemu malah udah punya cucu. Cucunya juga ganteng!" ucap Mawar dengan antusias.
"Kalau cucunya ganteng pasti bapaknya juga ganteng," lanjut Mawar dengan mata berbinar.
Alana memutar bola matanya malas. Mama nya ini sangatlah penggila cogan. Padahal sebelum mereka pindah kerumah baru, mama nya tak seantusias ini karena melihat cogan. Itu semua karena, Mawar tak sengaja melihat laptop Alana hidup dan terlihatlah drama korea yang sedang Alana tonton. Dan semenjak itu, Mawar penggila cogan hingga membuat Gandi~ Papanya sangat lah posesif.
"Emang siapa sih temen mama?" tanya Alana penasaran.
"Dinda kusuma!"
"Oh.." Alana membulatkan mulutnya. Ia menjawab dengan acuh.
1 detik
2 detik
3 detik
"HAH? DINDA?!" pekik Alana menggelegar di penjuru ruang keluarga.
Mawar sontak menutup telinganya dan menatap Alana tajam. Kemudian, ia kembali menarik telinga anaknya gemas.
"Aw-aw, sakit, Ma!" Alana menarik tangan Mawar dari telinganya. Ia menatap Mawar tajam.
"Makanya jangan teriak-teriak! Emangnya ini hutan apa?" kesal Mawar.
"Bentar deh, kenapa kamu kayaknya kaget banget pas Mama bilang nama Dinda?" tanya Mawar dengan penuh penasaran.
Alana menggeleng cepat. Ia tak mungkin jujur sekarang, kalau dirinya sudah mengenal Dinda sebagai nenek Raska. Anak yang sudah Alana sayangi.
"E-emang cucunya seganteng apa sih, Ma?" tanya Alana pura-pura tidak tahu.
"Em, ya seganteng bapaknya lah! Eh tapi... Mama nggak pernah lihat istrinya Gibran semenjak kita pindah dari sini?" Mawar menopang dagunya di atas paha.
Alana mengedikkan bahunya acuh. Tak mau ikut pusing memikirkan apa yang Mama nya pikirkan.
"Eh Al, bukannya Gibran satu angkatan sama kamu ya? Kan dia satu sekolah sama kamu juga!"
Alana mengangguk. "Emang!"
Mawar membulatkan matanya lebar. "JADI GIBRAN NGEHAMILI CEWEK, SAMPAI JADI RASKA?!"
Uhuk-uhuk.
Alana tersedak saat mama nya berteriak. Ia juga kaget saat mendengar ucapan mama nya yang sedikit membuatnya tersindir. Walaupun dia tidak hamil di luar nikah dengan Gibran, tetapi dia dan Gibran orang tua Raska.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM ALANA
Teen FictionHidup Alana berubah ketika ia harus menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang cukup muda. 17 tahun. Bayangkan saja, di usianya yang masih belasan harus menjadi seorang ibu dan mengurus seorang anak. Bukan, dia bukan hamil di luar nikah. Na...