Yang kangen absen dulu!🌻🌻
👆(SI UNYU RASKA)👆
~~~
Weekend ini dijadikan Alana untuk membeli baju Raska yang belum dia sempat beli kemarin. Karena insiden di mall kemarin, membuat moodnya anjlok dan memilih untuk pergi dari Gibran.Alana tak habis fikir dengan cowok itu. Apa selain warna hitam tidak ada warna yang pas untuk anaknya? Harus banyak-banyak bersabar saat menghadapi Gibran yang selalu membuatnya darah tinggi.
Di apotek ada tidak obat penurun darah? Kalau ada hubungi Alana sekarang juga.
Saat ini, dirinya dan Raska tengah berada di teras seraya menunggu Gibran menjemput mereka berdua. Di turunkan Raska dari gendongannya dan bayi kecil berusia 1 tahun itu mulai berjalan sedikit-sedikit walaupun kadang sering oleng dan terjatuh.
Raska duduk di lantai bersih teras dengan memainkan beberapa mainan yang Alana bawa sekedar untuk menunggu Gibran menjemput mereka. Tadi, Gibran sempat mengirim pesan pada Alana untuk menunggu sebentar karena ban mobilnya kempes dan motornya sedang di bawa oleh Raden.
Mau tidak mau, Alana harus menunggu walaupun terus di landa bosan. Gadis itupun memilih untuk menemani Raska yang sedang bermain dengan mobil-mobillannya.
"Cuuuu- mbummmm--" celoteh Raska seraya mengangkat mobil mainannya keudara.
Alana terkekeh pelan melihat anaknya yang sudah sedikit aktif untuk anak seusia Raska. Cukup bersyukur pada tuhan karena di beri bayi mungil yang sangat menggemaskan dan cepat aktif ini.
Dengan gemas, Alana mencubit kedua pipi gembul Raska membuat sang empu memekik kesenangan. Kedua tangannya juga bertepuk tangan membuat Alana semakin gemas.
"Serasa pengen ngarungin deh, Ka.." gumam Alana menggerutu melihat kelucuan bayi kecil ini.
"Mimimi-" Alana mengenyit sebentar lalu mengangguk. Gadis itu mengambil botol susu dari dalam tas dan menyerahkan pada bayi kecil itu.
"Gemessss..." Alana mencubit kedua pipi gembul itu lagi.
Kali ini, Raska tak menghiraukan bundanya. Dia sibuk mengenyot dotnya dan asik bermain dengan mobil mainannya itu.
Tak lama, suara derap langkah terdengar membuat Alana menoleh. Ternyata Gibran dengan pakaian santainya. Baju berwarna hitam dan juga celana selutut berwarna coklat dan putih tulang. Apalagi dengan rambut yang di sugar kebelakang menambah kesan tampan di wajah cowok itu.
Alana mengerjap beberapa kali karena sedikit terpesona melihat ketampanan Gibran. Dia tak munafik untuk mengakui Gibran sangat tampan jika menggunakan pakaian santai seperti ini. Bahkan ketampanannya bertambah 10 kali lipat dibanding biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM ALANA
Teen FictionHidup Alana berubah ketika ia harus menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang cukup muda. 17 tahun. Bayangkan saja, di usianya yang masih belasan harus menjadi seorang ibu dan mengurus seorang anak. Bukan, dia bukan hamil di luar nikah. Na...