KEMBALI DENGAN AKU GUYS.
.
.
.
HAPPY READING
.
.
.
"Kak Gibran?" seorang gadis berjalan menuju ke arah Gibran dengan senyum lebarnya.
"Siapa ya?" sebelah alis Gibran terangkat.
"Aku Nasha, kak!" seru gadis bernama Nasha itu dengan wajah berseri-seri.
Gibran mengangguk. "Nasha siapa?"
"Adek kelas kakak, 10 IPA 2." lagi-lagi Gibran hanya mengangguk.
Nasha menatap ke samping yang menuju rak susu bayi dan juga popok bayi. Dahi gadis itu berkerut bingung.
"Kak Gibran beli buat ponakannya ya?" Gibran menggeleng.
"Terus? Adiknya?" Gibran menggeleng lagi.
"Terus siapa kak?"
Sebelum Gibran menjawab, Alana sudah berjalan kearahnya dengan membawa beberapa cemilan dan susu kotak dengan membawa Raska di stroller bayi.
"Itu siapa kak?" tanya Nasha sedikit berbisik.
"Anak dan istri gue," tukas Gibran frontal membuat kedua gadis itu melotot. Untung saja Alana memakai marker mulut karena ia tengah flu dan batuk. Takut tertular pada Raska.
"Kak Gibran udah nikah?" tanya Nasha menggeleng tak percaya.
Gibran mengangguk seraya meletakkan susu dan popok bayi di troli belanjaan. "Kenapa emang kalau gue udah nikah?" tanya Gibran sedikit sewot. Sedikit loh ya, nggak banyak.
Nasha cepat-cepat menggeleng. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan ia lihat. Padahal ia tahu betul jika Gibran tidak pernah dekat dengan perempuan saat di sekolah. Atau ini alasan mengapa Gibran tidak pernah dekat dengan perempuan di sekolah karena sudah mempunya istri dan juga...anak.
"Hai kak, aku Nasha. Adek kelasnya kak Gibran." Nasha mengulurkan tangannya di depan Alana. Mencoba untuk tersenyum.
"Tira," Alana menyebutkan nama belakangnya saat mendapat tatapan tajam dari Gibran. Seolah ia tidak boleh mengatakan nama yang kerap semua orang dengar dan sapa.
"Kakak i-istrinya kak Gibran ya?" tanya Nasha memastikan.
Alana terdiam sebentar hingga kakinya ada yang menginjak membuat ia mengangguk sekaligus menahan perih di kakinya.
"I-iya, gue i-strinya Gibran!" spontan Alana.
Nasha pun tersenyum miris lalu berpamitan pergi dadi sana. Seketika Alana langsung menatap tajam Gibran. Yang di tatap hanya mesam-mesem tidak jelas. Untung saja ia sedang memakai masker, jadi jika mereka bertemu dengan teman sekolah mereka lagi tidak ketahuan jika dirinya adalah siswi di sekolah yang sama dengan Gibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM ALANA
Teen FictionHidup Alana berubah ketika ia harus menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang cukup muda. 17 tahun. Bayangkan saja, di usianya yang masih belasan harus menjadi seorang ibu dan mengurus seorang anak. Bukan, dia bukan hamil di luar nikah. Na...