DUA PULUH TUJUH

105K 12.4K 1.4K
                                    

Pada nggak sabaran nungguin cerita ini update nihh😭 seneng banget tapi lihat komenan kalian di part sebelumnya. Pada ngehujat Gibran semua masyallah😂

Tapi kayaknya, untuk part selanjutnya bakalan jarang update karena aku ada PAS guys besuk hari rabu😭😭

Yang kangen Mom Alana siapa nih?
Vote jangan lupa ya.
Komen di setiap paragraf dan bikin lapak ini menjadi ramai layaknya pasar wkwk.

Happy Reading


--


"Eh, lo kenapa?" pertanyaan itu mengejutkan Alana yang tengah menunduk.

Alana buru-buru mengusap air matanya yang masih mengalir di pipinya dengan cepat sebelum orang itu bertanya macam-macam padanya. Ia mendongak lalu mengernyit heran.

"Eng.. siapa ya?" tanya Alana dengan suara yang masih serak.

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gue, Fardhan. Kelas 12 IPS 3." sahutnya canggung.

Alana mengangguk lalu menatap keatas. Cowok bernama Fardhan itu mengernyit heran lagi. "Eh, mata lo kenapa? Habis nangis lo?" tangannya refleks menyentuh bagian bawah mata Alana membuat sang empu terkejut.

"Nggak, tadi kelilipan aja," sahut Alana menjauhkan wajahnya dari tangan Fardhan.

Buru-buru Fardhan menjauhkan tangannya dan kembali menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Merutuki kebodohannya yang dengan lancang memegang wajah seseorang. Apalagi ini perempuan.

"S-sorry, nggak sengaja.." cicitnya merasa bersalah.

Alana tertawa kecil, "No problem.."

Senyum Fardhan mengembang lalu berucap, "Gue boleh duduk disini nggak? Pegel nih dari tadi berdiri mulu.." dengusnya.

Alana kembali tertawa kecil, "Boleh.. duduk aja. Tempat duduknya juga bukan punya gue.."

Fardhan tersenyum. Sebenarnya ia tahu apa yang membuat gadis di sampingnya ini menangis. Siapa yang tidak tahu tentang berita yang sudah menyebar luas ke seantero sekolah.

Tapi, Fardhan memilih diam tak ingin menanyakan tentang itu. Ia paham betul perasaan Alana saat ini. Tapi, ia juga lega bisa melihat Alana yang tertawa karenanya.

Walaupun baru saja bertemu, tapi mereka bedua sudah merasa seperti dua orang yang akrab. Layaknya, Alana dan Julia.

"Sendirian kenapa di sini?" tanya Fardhan yang tak tahan dengan suasana hening seperti ini.

Alana menoleh lalu tersenyum tipis, "Pengen sendiri aja. Lo sendiri?" tanya balik Alana.

"G-gue–" belum sempat Fardhan menjawab, Alana sudah menyelanya.

"Mau bolos lo ya?" tuduh Alana memincingkan matanya curiga.

Fardhan menyengir, "Tau aja lo.." malunya membuang muka kearah lain.

Alana tertawa terbahak-bahak membuat Fardhan mendengus namun juga merasa lega. "Udah kelas 12 ngapain pakai bolos-bolos segala. Mau UN padahal.." Alana menggelengkan kepalanya heran.

MOM ALANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang