TIGA PULUH TIGA

110K 12.2K 1.3K
                                    

mana nih suaranya?
vote nya jan lupa beibbbbb😉

bantu 250k readers yuk✨

Fardhan kembali masuk keruang inap Alana saat sudah satu jam berada di kantin. Selain cacing di perutnya meronta-ronta ingin makan, Fardhan juga ingin memberi ruang untuk mereka berbicara.

Memasuki ruang inap dan mendekat ke arah brankar, yang ia lihat pertama kali adalah Alana yang sudah tidur dengan mata yang sedikit bengkak. Fardhan tebak, jika perbicaraan mereka berdua tadi membuahkan bawang yang mengisi mereka.

Fardhan menghela napas pelan lalu memilih untuk duduk bersandar di sofa berwarna coklat disamping brankar. Ia memilih untuk bermain ponsel menghindari rasa bosan. Ingin menonton acara tv, itu tidak mungkin. Pasti akan mengganggu Alana yang tengah tidur.

Suara pintu terbuka membuat Fardhan mengalihkan pandangannya. Terlihat gadis cantik dengan satu kuncir kelabang di rambutnya membuat Fardhan tidak bisa mengalihkan pandangannya. Memang sangat cantik.

"Eh Julia?"

"Kak Fardhan?"

Kejut mereka dengan nada yang sedikit meninggi. Hingga Alana yang tadinya tidur sedikit terusik. Dibukanya matanya perlahan menyesuaikan cahaya di ruang inap yang ia tempati.

Ia pun menoleh mengalihkan pandangan kearah sumber suara yang mengganggunya tidur. Sedikit susah sih untuk membuka mata karena matanya sedikit perih. Maklum habis menangis.

Alana mengingat kejadian tadi yang membuatnya terdiam. Ingin memarahi kedua orang yang mengusiknya tidur, namun ia urungkan karena mengingat kejadian tadi.

"Lo ngapain kesini, Kak?" tanya Julia menyadarkan Fardhan yang sibuk memperhatikan wajahnya, maupun Alana yang sedang melamun.

"E-eh? Nggak papa." kilah Fardhan gelagapan. Julia mengerutkan dahinya bingung, setelah itu mengedikkan bahunya acuh.

"Kalian berisik!" seru Alana membuat mereka mengalihkan pandangan.

"Loh udah bangun?" tanya Fardhan seraya mendekat kearah brankar Alana. Di ikuti Julia di sampingnya.

Alana memutar bola matanya malas, "Udah tau gue bangun, ngapain nanya!" dengus Alana kesal.

Fardhan memasang wajah cengengesan lalu duduk di kursi yang ada disebelah brankar. Sedangkan, Julia masih menatap keduanya dengan dahi berkerut.

Sejak kapan Alana dekat dengan kakak kelasnya yang satu ini? Setahunya, Alana ini tidak pandai untuk berteman atau lebih tempatnya sih malas mencari teman. Ya, seperti yang kalian tahu. Sejak kecil hingga berusia 17 tahun, Alana hanya memiliki satu sahabat. Dan itupun hanya Julia.

Makanya, Julia bingung melihat mereka berdua yang sepertinya sudah sangat akrab. Kapan mereka berdua bisa sedekat ini? Tanya Julia menerka-nerka.

"Jul?"

Suara Alana menyadarkan lamunan Julia. Lalu ia menoleh, "Eh, iya kenapa?" .

"Lo.. ngelamun?" tanya Alana memiringkan kepalanya menatap wajah Julia dengan jelas.

Julia menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu menyengir. "I-iya, gue bingung sekaligus heran.." ujarnya pelan namun, masih bisa di dengar keduanya.

MOM ALANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang