TIGA PULUH

117K 12.4K 571
                                    

Yang baca banyak, tapi votenya sedikit. Fix, kalian meresahkan..

Votenya jangan lupa man teman😁

~~~

Keluar dari ruangan inap Alana, Gibran langsung pergi meninggalkan rumah sakit. Ia cukup tertegun dengan perubahan Alana. Entahlah, hatinya cukup sakit saat Alana menolaknya. Apalagi, wajah dan juga sifat Alana yang sangat berbeda dengan dirinya.

Gibran menghela napasnya pelan saat ia sudah berada di dalam mobil Fiko. Cowok itu masih menggunakan mobil sahabatnya karena, kunci motornya ada pada Beni. Dan sekarang cowok berkulit putih itu sedang berada didalam.

Tiba-tiba ia jadi teringat oleh Raska. Ia merindukan balita kecil lucu nan menggemaskan itu. Sudah 2 hari ia tak bertemu dengan Raska karena memang balita itu berada di rumah Alana. Bahkan, 2 hari itu juga, ia tidak bisa bertemu dengan Raska. Seakan 2 hari itu pul, Alana menutup akses tentang Raska dan juga tentang gadis itu sendiri, sehingga Gibran menjadi susah untuk bertemu.

Gibran mengalihkan pandangannya saat ponselnya berdering menandakan ada pesan masuk. Ia pun mengambil ponsel yang berada di kursi samping pengemudi. Untung saja, ia masih berada di parkiran rumah sakit sejak tadi.

Beni : lo dimana Bran?

Beni : woiii

Beni : ngilang mulu lo!

Gibran : apa?

Tidak ada waktu 5 menit, ponselnya berdering lagi. Gibran berdecak. Padahal ia ingin menjalankan mobil Fiko menjauh dari rumah sakit. Tapi, niatnya ia urungkan karena tidak mungkin saat mengemudi, ia bermain ponsel.

Beni : lo dimana?

Gibran : masih di parkiran RS

Beni : JADI DARI TADI LO DISITU?!

Gibran : emang kenapa sih?

Beni : ASTAGFIRULLAH YAALLAH! SABARKAN HAMBAMU INI YAALLAH!

Beni : untung gue sabar, Bran...

Gibran : gak jlas lo, bakwan!

Di sebrang sana, Beni sudah mendengus kesal dengan sahabatnya yang satu ini. Sudah sekitar 45 menit, mereka bertiga mencari-cari keberadaan Gibran yang entah dimana saat itu. Ternyata oh ternyata.. Gibran tengah berada di parkiran?

What the hell!

Are you kidding me?!

Inginkan Beni mengumpati cowok itu dengan umpatan andalannya. Yaitu, mengabsen seluruh makhluk yang ada di kebun binatang. Beni menghela napas kasar lalu melempar ponselnya asal.

"Ngapa lo?" tanya Raden keheranan dengan tingkah temannya ini.

Beni menoleh lalu berdecak. "Lo tau nggak? ternyata si Gibran ada di parkiran rumah sakit!" balasnya dengan wajah gemas.

Mata Raden membulat sempurna. "WHAT THE– apaaa?!" kaget Raden memelankan suaranya saat Fiko menatapnya dengan tajam.

Lalu ia menyengir kuda dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Peace, Fik.. kaget gue hehe..." cengirnya yang membuat Fiko memutar bola mata malas.

MOM ALANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang