Ajak teman-temanmu baca cerita ini yuu:)
S E L A M A T M E M B A C A ! !
Author POV
Motor Regaza melaju membelah jalanan ibu kota, suasana malam dengan banyak lampu di pinggir jalan menambah kesan keindahan.
Gladys melingkarkan tangan nya di perut Regaza, menyandarkan kepala nya di punggung pria yang ia cintai. Gladys menghirup aroma tubuh Regaza, menenangkan.
Rasa nyaman dan aman kini menghinggapi hati Gladys. Mata nya ia pejamkan, menikmati angin yang menyapa wajah.
Regaza mengelus tangan Gladys yang melingkar di perut nya. Bibir nya mulai berkedut ke atas, merasa senang.
Gladys sudah tak peduli dengan tatapan mengejek itu. Regaza kini mencintai nya, Regaza kini menjaga nya, Gladys tidak perlu takut.
Mereka sampai di tempat tujuan, Regaza membawa Gladys ke Kota Tua. Banyak stand yang menjual makanan. Seperti, cilor, cimol, kebab, dan yang lain nya.
Mata Gladys mulai berbinar, benar kata Regaza, tempat ini membuat mood makan nya kembali. Gladys ingin membeli semua nya.
Melihat kebab, Gladys jadi teringat Sean yang membeli kebab dengan tidak mau antri dan memasang gaya angkuh.
"Mau kebab?"
"Boleh." Regaza dan Gladys menuju stand penjual kebab yang ramai pembeli. Tidak bisa di pungkiri, makanan ini sangat enak bagi para kalangan.
"Mas kebab yang spesial nya dua ya." ucap Regaza kepada sang penjual.
"Mau apalagi?" Regaza melihat Gladys yang sedari tadi terus berbinar menatap banyak stand makanan.
"Terserah, Gladys ngikut Rega aja."
"Masalah nya gue juga bingung." Regaza menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Dalgona aja yuk."
"Apapun yang lo mau Dys." Regaza mengalihkan pandangan nya pada penjual. "Tinggal bentar ya Mas."
Regaza memegang erat tangan Gladys, sangat posesif, seakan ia tak mau Gladys menjauh dari nya. Gladys merasa istimewa di perlakukan demikian.
"Mba, dalgona nya dua ya."
Penjual itu mengangguk, segera menyiapkan pesanan. Mereka duduk di tempat yang sudah di siapkan untuk pembeli.
Hanya butuh waktu sepuluh menit, dalgona siap untuk di minum. Regaza memberikan uang berwarna biru kepada penjual. Dan berlalu pergi, tak lupa tangan nya yang terus menggenggam Gladys erat.
"Kebab nya udah siap Mas?" Regaza bertanya pada penjual Kebab yang mereka beli.
"Bentar Kak, sedang di buatkan." jawab penjual.
"Rega sering kesini?" Gladys membuka percakapan.
"Dulu iya, sekarang udah jarang."
Gladys hanya mengangguk mendengar jawaban Regaza. Tak berniat bertanya alasan. Ia masih tau batasan, untuk tidak bertanya hal privasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir [TAMAT]
Teen FictionDunia kita berbalikan. Setiap bagian derita selalu aku yang mendapatkan. Skenario Tuhan memang sangat menyakitkan. Setiap luka menyimpan kenangan. Baik dan buruk nya selalu tertanam dalam ingatan. Ada nya duka pasti ada suka. Ada nya derita pasti ad...