Ajak temen-temen nya buat baca cerita ini juga yu!
S E L A M A T M E M B A C A ! !
Author POV
Bel pulang sudah berbunyi nyaring. Gladys membereskan buku-buku nya, bergegas untuk pulang.
Gladys menyusuri koridor dengan wajah murung. Ia sendirian, tak ada yang mempedulikan.
Gladys menulikan telinga nya. Mata nya menyorot kosong ke depan. Ia berjalan tak tau arah. Sudah tidak ada yang mengantar nya dengan kendaraan mewah.
Langkah nya terus menelusuri trotoar. Gladys melewati banyak bangunan. Mata nya terus menelisik mencari lowongan pekerjaan. Gladys tak ingin menjadi beban Sean terus menerus. Gladys harus bisa mandiri.
Kehidupan sengsara nya akan kembali di mulai. Gladys harus siap menghadapi semua nya. Sudah lama berjalan, Gladys tetap tidak menemukan tanda-tanda akan mendapatkan pekerjaan.
Gladys berjalan ke gang kecil. Gladys harap mendapat pekerjaan, walau hanya menjadi buruh cuci. Gladys harus mendapatkan uang dengan segera.
"Mmphh." Mulut Gladys di bekap dari belakang. Gladys berusaha melawan. Tapi tubuh nya lemas. Gladys jatuh tak sadarkan diri, akibat obat bius.
***
Gladys bangun, menatap sekeliling yang terlihat asing. Banyak debu dimana-mana. Gladys terbatuk. Tangan dan kaki nya terikat di kursi. Gladys berusaha memberontak.
Seorang pria ber jas hitam masuk, mendekat. Tersenyum melihat Gladys yang berusaha melepaskan ikatan.
Gladys mendelik, melihat pria paruh baya yang ia kenali. Bams– Ayah Sean. Kenapa bisa? Gladys kebingungan.
"Terkejut?"
"Om? Kenapa?" tanya Glady dengan dahi yang mengernyit heran.
"Kamu sudah buat Sean menjadi pembangkang. Hanya karna kamu, Sean berani membentak saya!" Bams menunjukkan raut wajah tidak senang.
"Tapi, Gladys udah berusaha buat Kak Sean nerima perjodohan ini," Gladys berusaha meyakinkan.
"Oh ya? Tapi tetap, kamu harus mendapatkan hukuman nya! Saya tidak peduli dengan usaha kamu! Yang saya tau, Sean menjadi pembangkang hanya karna mau melindungi kamu!"
Bams maju selangkah untuk mendekati Gladys yang tertunduk. Menyuruh Gladys menatap mata nya.
Plak!
Satu tamparan lolos begitu saja di pipi Gladys. Membuat Gladys berpaling. Perih menjalari wajah Gladys.
"Kamu tau? Saya paling benci orang yang tidak mau menurut." Bams memutari kursi yang di duduki Gladys.
"Saya juga benci orang yang melenceng dari rencana." Bams berhenti, menatap mata Gladys yang berlinang.
"Dan kamu! Penyebab semua nya terjadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Takdir [TAMAT]
Teen FictionDunia kita berbalikan. Setiap bagian derita selalu aku yang mendapatkan. Skenario Tuhan memang sangat menyakitkan. Setiap luka menyimpan kenangan. Baik dan buruk nya selalu tertanam dalam ingatan. Ada nya duka pasti ada suka. Ada nya derita pasti ad...