42. Kehilangan

579 81 21
                                    

Ajak temen-temen buat baca cerita ini juga yu><

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

Gladys berlari sampai taman belakang sekolah. Wajah nya sudah bancir air mata. Senyuman luka kini menghiasi bibir nya.

Mata Gladys menelisik. Gladys berjalan gontai menuju pohon besar. Tidak ada yang bisa di andalkan. Semua nya sudah membenci Gladys.

"Kean, Gladys rindu," ucap Gladys dengan bibir yang bergetar.

Gladys menyandarkan punggung nya. Menatap langit berwarna biru. Sinar surya seakan mengejek nya sekarang.

Tangan Gladys terulur. Berusaha menangkap daun yang jatuh dari ranting. Gladys menatap daun itu. Satu tetes cairan kristal membasahi daun.

"Ku mohon kembali. Aku tidak benar baik-baik saja." Gladys menutupi wajah nya.

Dengan keras memukul dada nya yang sesak. Kenapa harus hadir lagi derita? Gladys lelah Tuhan.

Tangan kekar terulur ke atas kepala Gladys, mengelus nya secara perlahan. Gladys mendongak, menatap Eja yang juga sedang menatap nya penuh rasa iba.

Eja ikut duduk di samping Gladys. Menepuk pundak nya, menyuruh Gladys untuk bersandar. Di kenal playboy, bukan berarti Eja berani menyakiti perempuan.

Gladys menyandarkan kepala nya di pundak Eja, mencari posisi nyaman. Mata nya terus meneteskan cairan.

"Bagi rasa sakit lo ke gue. Jangan pendam semuanya sendirian. Gue tau lo kuat. Gue tau lo bisa ngatasin. Tapi seenggaknya lo harus tau. Masih ada seseorang yang peduli sama lo." Eja melihat pertengkaran di kantin. Ingin melerai, tapi Eja tidak mau jika persahabatan nya dengan Regaza harus merenggang. Katakan Eja bodoh! Biarlah, Eja ingin membantu Gladys dengan caranya sendiri.

"Gladys sayang Rega. Kenapa Rega jahat sama Gladys? Salah Gladys dimana? Gladys bingung, Gladys seperti orang bodoh."

Bahu Gladys bergetar. Eja hampir menangis mendengar penuturan Gladys. Isak tangis pilu itu seolah mampu membuat Eja terhipnotis.

Tangan Eja terulur, merangkul bahu Gladys yang sedang bergetar. Mengelus nya menyalurkan kenyamanan.

"Gue ngerti hati lo ngerasa sakit. Mungkin ini takdir Tuhan buat bisa bikin lo tambah dewasa."

"Menurut Eja ini ujian pendewasaan?" Gladys menjauhkan kepala nya. Menatap Eja nyalang.

"Terus, ujian yang Gladys terima dulu apa? Eja nggak tau rasa nya jadi Gladys! Hidup Gladys udah sengsara dari dulu Ja!" Gladys mendesis.

"Emang gue nggak ngerasain jadi lo! Tapi ini ujian dari Tuhan. Lo mau marah sama pencipta lo?"

Nafas Gladys mulai memburu. Bukan nya tenang, Eja malah memancing emosi yang sudah di tahan Gladys mati matian.

"Hidup Gladys nggak segampang itu Ja. Gladys harus berjuang hanya demi sesuap nasi. Menurut Eja itu ujian apa jika bukan ujian pendewasaan? Terus, sekarang Gladys dapet ujian itu lagi?"

Permainan Takdir [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang