56. Pemakaman

997 100 133
                                    

Siap end? Udah ikhlas dengan kepergian Gladys?

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

Tiga sahabat itu sedang berada dalam satu mobil yang sama. Dengan Eja yang menyetir. Karna cuma ia yang waras. Teman-teman nya sudah sepertu kehilangan semangat hidup.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Mengikuti mobil ambulance yang sedang memimpin. Hari ini dimana Gladys akan dimakamkan.

Mereka sudah sampai di tempat pemakaman umum. Liang lahat sudah di siapkan. Keranda sudah di angkat empat orang. Dengan Gladys yang berada di dalam nya.

Liviana terus terisak dengan membawa satu foto Gladys yang sedang tersenyum manis. Lantunan shalawat mengiringi kepergian Gladys.

Tubuh Gladys sedikit demi sedikit di turunkan ke bawah liang lahat. Bams ikut turun. Ia mengumandangkan adzan di telinga kanan Gladys, suara nya bergetar seakan menahan tangis. Setelah nya Bams iqomah di telinga kiri Gladys. Bams membaringkan Gladys menghadap kiblat.

Ketika tugas nya telah selesai. Bams naik ke permukaan dengan bantuan beberapa orang. Tubuh Gladys mulai tertimbun tanah. Dengan Liviana yang terus menangis di dalam dekapan sang suami.

"Putri kita. Putri kita udah pergi." Liviana masih belum bisa menerima kenyataan.

"Gladys udah bahagia disana. Putri kita nggak akan ngerasa kesakitan lagi." Bams mengelus punggung Liviana.

"Harus nya Sean aja yang pergi. Harus nya Sean aja yang mati. Bunda, jangan kubur Gladys." Sean sudah berlutut di atas tanah.

"Aku mohon kembalikan dia. Jangan buat dia pergi." Keano menatap tubuh Gladys yang mulai tertimbun dengan tatapan yang nanar.

"Gue yang salah disini. Gue ceroboh. Maafin gue Dys." Regaza terus menyalahkan diri nya sendiri.

Tubuh Gladys sudah tertutup sempurna oleh tanah. Dengan batu nisan yang tertancap. Liviana mulai menaburkan bunga di makam putri bungsu nya.

"Datang ke mimpi Bunda ya nak." Liviana mengelus pusara yang bertuliskan nama Gladys.

Githa yang baru mendapati informasi langsung bergegas menuju pemakaman. Ia sempat tak percaya dengan apa yang di lihat. Githa menjambak rambut nya.

Bodoh! Kenapa ia harus menuruti keinginan orang tuanya! Kenapa ia tak menolong Gladys waktu itu? Bukankah ia sudah berjanji akan selalu ada jika Gladys membutuhkan? Tapi, Githa ingkar! Mata nya tertutup oleh harta.

"Gladys maafin gue. Gue punya banyak salah sama lo." Githa menutup mulut nya, berusaha menahan isakan.

Rani menghampiri Githa. Bagaimanapun juga Rani pernah berbuat salah. Rasa kasihan nya tertutup oleh cinta yang tidak terbalas.

Tubuh Githa di dekap Rani. Githa terisak hebat. "Gue salah Ran. Gue bukan sahabat yang baik. Gue nggak berguna ...," lirih Githa.

"Maafin Kak Haci. Tata udah bahagia ya disana? Kak Haci akan berusaha ikhlas," ucap Sean berada di samping Liviana.

Bams menahan tangis sekuat tenaga. Karna disini, ia lah yang paling terluka hati nya. Bams masih tidak terima jika putri nya sudah tertimbun di dalam tanah.

Permainan Takdir [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang