54. Pamit

792 109 53
                                    

Putar lagu 'melly goeslaw ft baim - catatanku'

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

Mereka benar-benar melakukan apa yang di inginkan Gladys. Dari mulai tidur bersama, dengan Gladys yang berada di tengah. Shalat bersama, dengan Bams yang menjadi imam.

Gladys kini sedang bersiap karna ingin melihat sunrise bersama Sean. Entah kekuatan darimana, Gladys bisa berdiri dan berjalan.

Wajah Gladys sudah di polesi make up tipis oleh Liviana. Gladys sudah siap dengan setelan baju merek terkenal.

Gladys melangkah keluar kamar dengan Liviana yang berada di belakang nya. Gladys menampilkan senyuman yang begitu manis.

Sean menyambut di depan pintu kamar. Mulai menggenggam tangan Gladys sangat erat. Seperti tidak ingin kehilangan.

Gladys mencium pipi Liviana. "Gladys mau pergi dulu ya Bunda," ucap Gladys pamit.

Liviana tersenyum menanggapi. "Hati-hati ya sayang."

Fokus Gladys kini beralih pada Bams. "Gladys pamit ya Ayah. Ayah jaga Bunda, temenin Bunda terus,"

Bams mengangguk. "Sean jaga adikmu," ucap Bams kepada putra sulung nya.

Sean dan Gladys pergi. Sean mengajak Gladys melihat sunrise di taman yang biasa mereka kunjungi dulu.

Tidak butuh waktu lama, mereka sampai di tempat tujuan. Gladys berlari menuju pohon besar. Sean menghampiri Gladys yang sudah terduduk.

Tubuh Gladys bersandar pada batang pohon. Mata nya mendongak ke atas menatap sang surya yang sudah menunjukkan sinar jingga.

Gladys menyandarkan kepala nya di bahu Sean. Mata nya ia pejamkan, menikmati udara pagi yang begitu segar.

"Kak Haci mau janji sama Tata?" tanya Gladys masih pada posisi bersandar dan memejamkan mata.

"Janji apa?" tanya Sean bingung.

"Setelah ini, Kak Haci nggak boleh nangis. Apapun yang terjadi. Kak Haci harus kuat." Gladys menyamankan posisi nya.

Sean memeluk pinggang ramping Gladys dari samping. "Laki-laki juga manusia Ta. Mereka juga akan nangis kalo merasa kehilangan suatu hal yang paling berharga."

"Tata mau tidur boleh? Tata capek bangetttt. Ngantuk hehe." Gladys terkekeh.

Sean melirik Gladys dari ekor mata nya. "Matahari nya mau terbit loh, masa Tata tidur."

"Kak Haci, Tata pamit ya. Tata udah ngerasain bahagia. Jadi, Tuhan mau Tata kembali. Tata tidur gapapa ya?" Gladys mulai memejamkan mata.

Sean tidak bodoh untuk tidak menyadari situasi yang terjadi. Sean tersenyum menatap Gladys yang sudah terlelap di bahu nya.

Gladys pergi dengan sinar sang surya yang mulai meninggi. Sean mendongak, berusaha menahan tangis.

"Kita pulang yuk. Disini panas," ucap Sean, tapi tak ada sahutan. "Kak Haci gendong yaaa."

Permainan Takdir [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang