19. Sean capek Yahh

576 90 2
                                    

Hai! Benerin kalo ada typo:)

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

"Mas Sean di panggil Tuan, tamu nya udah datang." Salah satu asisten rumah tangga mengetuk pintu kamar Sean.

"Iya Bi, saya segera turun." Sean menghela nafas dengan gusar. Lagi dan lagi dirinya hanya bisa menurut. Seperti robot dengan mesin kontrol.

Dengan rasa malas yang menghinggapi. Sean menatap cermin, menata kembali penampilan nya.

"Siap menjadi robot lagi?" Sean bermonolog, menatap cermin seolah berujar dengan seseorang.

Penampilan yang sempurna, dengan kemeja berwarna putih dan jas berwarna hitam.

Dia bisa saja hanya mengenakan setelan tidur. Namun Sean selalu ingat ancaman yang di layangkan Ayah nya.

Sean bukan laki-laki lemah, bisa saja ia memberontak. Tapi Sean lebih memilih mengikuti permainan.

Dengan teramat kesal Sean menuruni anak tangga dengan kaki yang sengaja di hentakkan.

Sampai di ruang makan, semua nya sudah rapih. Duduk di bangku yang sudah di sediakan.

Bahkan keluarga lain pun sudah memenuhi.

Dengan angkuh Sean duduk di sebelah wanita. Dia bisa menebak bahwa gadis inilah yang akan di jodohkan dengan nya.

Sebenarnya, Sean malas duduk berdampingan dengan seseorang yang tidak ia kenal. Tapi, semua nya sudah terencana. Hanya ada satu bangku kosong. Dan Sean tidak bodoh untuk tidak tahu maksud dari ini.

Baru saja Sean menduduk kan pantat nya di kursi. Ayah nya sudah membuka suara.

"Sean perkenalkan dia, Asherin Gionika, calon istrimu," ucap Bams secara gamblang.

"Sudah tahu." Sean membalas dengan cara yang angkuh.

Calon istri katanya? Sean bahkan belum melihat wajah gadis itu. Karna sedari tadi dia hanya terus-terusan menunduk.

"SherIn." Gera menepuk bahu putri nya. Dia khawatir dengan keadaan putri tunggal nya.

"Ahh iya, maaf Sherin melamun."

Dengan senyum malu-malu dia menatap semua orang yang ada di ruang makan. Sampai yang terakhir tatapan nya beradu dengan mata tajam Sean.

Glup

Sherin menelan ludah dengan kasar. Bukan! Bukan karna ketampanan yang di miliki Sean. Melainkan pria yang berada di samping nya sekarang adalah pria yang mengatai dirinya gila.

Sama seperti Sherin, Sean juga tidak menyangka akan bertemu kembali dengan gadis yang pernah ia katai gila.

"Kamu."

"Kamu."

Mereka berbicara dengan kompak. Damn it! Drama macam apa ini?

"Rupanya kalian sudah saling kenal. Mengapa tidak di adakan pernikahan secepat nya?" Bams langsung menyimpulkan.

Permainan Takdir [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang