28. Ayah, Ayah, Ayah

504 75 2
                                    

Semoga kebahagiaan datang padamu:) DOUBLE UPDATE!!!

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

Mereka menyebrang jalan dengan tangan yang saling menggenggam. Banyak pasang mata yang menatap iri. Tapi mereka hiraukan.

Sampai pada gerobak bubur ayam mereka duduk berhadapan. Di sini terlihat cukup ramai.

Gladys merasa tak asing dengan gerobak ini. Dari belakang pun Gladys sudah mengetahui wajah penjual nya. Tubuh pria dewasa itu terlihat tidak asing. Walau hanya bertemu satu kali saja Gladys sudah mengingat.

Gladys bangkit, menghampiri penjual itu. Pria dewasa itu terlihat cukup sibuk dengan pesanan nya.

"Assalamualaikum Om."

Tukang bubur ayam itu baru menyadari kehadiran Gladys, ketika Gladys mengucapkan salam.

"Waalaikumsallam, mau pesan apa Mba?"

Rupanya, tukang bubur ayam ini belum mengenali wajah Gladys. Wajar saja, kini diri nya sudah beranjak dewasa, dan banyak perubahan yang terjadi pada nya.

"Ini Gladys, Om ingat?"

"Gladys?" Alis tukang bubur ayam itu terangkat satu. Berusaha mengingat, nama Gladys terasa akrab di telinga nya.

"Anak kecil yang dulu pernah bantuin Om nyuci piring. Om ingat?"

"Ahh Gladys, tentu saja Om ingat." Tukang bubur ayam itu baru menyadari ketika Gladys memberi tahu kejadian pertemuan mereka.

"Om apa kabar?"

"Alhamdulillah, Om sangat baik. Gladys udah gede ya, makin cantik juga."

"Mau Gladys bantu Om?"

"Nggak usah, Om bisa sendiri. Oh iya, Gladys kesini sama siapa?"

Mendengar pertanyaan tukang bubur ayam itu, Sean bangkit mendekat, berdiri di samping kanan Gladys.

"Ohh sama pacar nya ya."

"Om apaansi, kenalin Om. Ini namanya Kak Haci." Gladys maju sedikit, berbisik pada telinga tukang bubur ayam itu. "Malaikat penolong Gladys."

Meskipun hanya berbisik, Sean mampu mendengar suara Gladys. Dia tersenyum kecil. Entah kenapa, setiap Gladys menjuluki nya dengan malaikat penolong, ada rasa senang yang tidak bisa di utarakan lewat kata.

"Ayo silahkan duduk, di tunggu ya, Om mau bikin buat yang lebih dulu dateng."

Mereka duduk, manut saja apa yang di perintahkan tukang bubur ayam itu.

Hening sesaat, hanya terdengar riuh dentungan mangkok beserta sendok. Gladys dan Sean menunggu pesanan milik mereka datang. Hanya butuh waktu sepuluh menit pesanan mereka telah selesai di siapkan.

"Makan yang banyak ya." Tukang bubur ayam itu mengelus puncak kepala Gladys. Gladys senang di perlakukan demikian, seperti hangat nya seorang Ayah.

"Makasih Om."

"Om lanjut bikinin yang lain dulu ya." Tukang bubur ayam itu kembali ke gerobak nya. Berkutat dengan bumbu-bumbu dan beberapa sayuran.

"Om."

Permainan Takdir [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang