Permainan Takdir [TAMAT]

12. Tahta

Jangan lupa taburan bintang nya:v

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

Ckitt

Mobil berhenti tepat di depan resto. Sean keluar dan mengitari mobil untuk membukakan pintu Gladys.

Wanita di ujung sana mengintai. Mengumpat kasar! Apa-apaan ini?

"Kak Haci bersikap biasa aja." Gladys malu.

"Kenapa? kamu kan istimewa."

"Nggak enak sama yang lain."

"Kak Haci yang punya resto. Tenang aja." Sean mendengus sebal. Selalu saja Gladys memikirkan yang lain.

***

"Ada hubungan apa lo sama Pak Sean?!"

Itu Nayya. Mereka sedang berada di toilet. Gladys tengah membasuh muka nya di wastafel.

"Tadi nggak sengaja ketemu di jalan Nay," jawab Gladys jujur.

"Nggak usah sok cantik deh! Gue tau rencana Lo!" Nayya bersedekap dada.

Rencana apa? Gladys sama sekali tak ada maksud lain. Dia tak ingin mengatakan sebenarnya. Menurut nya itu adalah privasi.

"Maksud kamu?" Alis Gladys terangkat satu.

"Gadis miskin kayak lo itu, cuma mau morotin harta Pak Sean aja kan?" Nayya menebak.

"Sumpah Nay! Gladys nggak ada maksud apa-apa!" Gladys berusaha menjelaskan.

"Inget! Lo tuh di sini cuma gantiin Lisa! Sebentar lagi juga pasti lo di depak! Jadi nggak usah kebanyakan tebar pesona! Najis tau nggak liat nya!" Nayya melangkah keluar toilet. Pergi meninggalkan Gladys sendiri. Menambah sudah populasi orang yang membenci nya! Mengapa hidup nya serumit ini?

***

"Kalian bebas mau makan apa aja. Gue traktir."

Suara itu nampak familiar di telinga Gladys. Ahh rupanya Ratuliun dengan yang lain. Dengan terpaksa Gladys tersenyum.

"Permisi, mau pesan apa?" Gladys menghampiri meja yang di tempati Ratuliun dan kedua teman nya. Membawa buku menu dan buku note untuk menulis pesanan.

"Eh si cupu." Suara Dilesyuki nampak tidak bersahabat. Ada dendam apa dirinya pada Gladys? Sepertinya Gladys tidak melakukan apapun. Tapi mengapa banyak sekali orang yang membencinya.

"Nggak di pake nih kacamata nya? Ohh atau jangan-jangan lo pengen terlihat cantik gitu kalo di luar sekolah? Tapi sayang nya tetep sama! Lo itu jelek!" Cemoohan Harladifa tak melunturkan senyuman Gladys. Tidak apa orang banyak membenci nya. Gladys juga sadar diri.