03. Luka yang liku

1.2K 185 6
                                    

Mohon benarkan typo...

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

Setelah berbincang dengan Regaza, Gladys segera melangkah ketujuan awalnya ia ke sini, toilet.

Beberapa menit ia di dalam toilet, membuang yang memang harus di buang. Selesai sudah. Kini Gladys berdiri di depan westafel toilet. Hendak membasuh mukanya. Di lepas lah kaca mata milik nya.

Brak!

Pintu toilet di buka sangat kasar. Gladys terkejut melihat Ratuliun dan teman-teman nya ke sini.

Mata Ratuliun mengelang, bibir nya ia sunggingkan satu ke atas.

Gladys tak ambil pusing, ia segera keluar toilet melewati mereka bertiga. Tatapan mata nya menatap ubin toilet.

Sebelum dia benar-benar pergi dari tempat itu, lengan nya di tarik kasar oleh Ratuliun.

"Mau kemana lo?!"

Bugh!

Tubuh Gladys di banting kasar Ratuliun. Gadis itu memang tak punya perasaan. Selalu saja menindas.

Wajah Ratuliun mengeras. Tatapan bengis mengarah ke Gladys. Urat menonjol di bagian leher.

Berhubung toilet sangat sepi. Gladys hanya terdiam tertunduk. Sebenarnya ia tidak takut, namun Gladys hanya tak ingin membuat masalah di sekolah.

Wajah Gladys di cengkram oleh Ratuliun.

"Lo tau apa yang kesalahan lo?!"

Gladys hanya menggeleng tak mengerti maksud Ratuliun.

"Masih nggak ngerti juga?!"

Tanya Ratuliun sekali lagi, sambil mencengkram lebih erat wajah Gladys. Anak itu memang tak suka pada gadis yang merebut yang ia sudah hak milik.

"Rega?" tanya Gladys khawatir. Apakah Ratuliun memang mengetahuinya? Namun, itu hanya kebetulan.

"Apa tadi lo bilang? Lo manggil dia dengan sebutan Rega? Ohh udah mulai sok-sokan yaa, sadar diri woyy! Ngaca lo! Punya kaca nggak lo? MISKIN?!"

Lagi-lagi Ratuliun menghina Gladys. Membuat dia semakin merasakan sakit di hati.

Apakah ada yang salah dengan ucapan Gladys barusan? Ohh yaa, seharusnya Gladys memanggilnya Regaza bukan Rega. Dasar gadis bodoh!

"Lo udah tau kan? Apa akibat nya? Liat saja gadis miskin hidup lo akan jauh lebih menderita. Karena sudah melawan Ratuliun! Huh!"

Setelah mengucapkan kata-kata kasar kepada Gladys. Cengkraman di wajah Gladys mulai melonggar. Membuat Gladys merasakan lega.

Belum sempat Gladys berdiri. Cengkraman di wajah Gladys mulai menguat kembali dan di hempaskan nya wajah Gladys secara paksa.

Gladys meringis kesakitan. Darah mulai mengalir di hidungnya. Dikarenakan menghantam lantai.

Ratuliun tertawa bahagia. Gadis itu memang suka menindas kalangan bawah. Fasilitas dari orang tua membuatnya menjadi seegois ini.

"Cabut guys."

Gadis itu menyuruh teman teman nya untuk keluar. Harla menurut dan mengikuti Ratuliun keluar dari toilet. Berbeda dengan Diles. Dirinya ingin membantu Gladys.

Di ulurkan nya tangan Diles di depan wajah Gladys.

Gladys mengerjapkan mata beberapa kali. Gladys tak percaya bahwa Diles ingin membantunya.

Permainan Takdir [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang