39. Gladys kuat

476 60 2
                                    

Ada typo? Bilang yaa

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

Suasana hening seketika, tidak ada yang bersuara. Hanya ada dentingan sendok dan piring yang terus beradu.

Berada di kediaman Eja, Gladys masih belum pulang sampe larut. Melihat kondisi Gladys, Nisa sudah melihat jelas, Gladys tidak benar baik-baik saja.

Kepala keluarga sedang tidak ada di rumah. Gladys bernafas lega, ia malu. Bagaimana tanggapan Ayah Eja, jika mengetahui seorang wanita menginap di rumah nya?

Makan malam selesai. Gladys merasa canggung. Eja yang biasa nya ribut, kini ikut-ikutan terdiam. Gladys hanya menunduk, menatap kaki nya.

"Eja ke kamar ya Mah. Biasa, ada misi." Eja berdiri, hendak menjauh.

"Misi apa?" Nisa mengangkat satu alis nya.

"Misi menaklukan hati perempuan ahaha." Tawa Eja tanpa rasa bersalah. Menjauhi meja makan, memasuki kamar nya yang ada di lantai atas.

"Gladys kalo ada masalah cerita aja sama tante. Jangan sungkan ya."

Nisa menyentuh lengan Gladys, menatap wajah Gladys, yang di penuhi rasa gelisah. Gladys menatap Nisa yang ada di samping nya.

"Tante, Gladys boleh bahagia nggak?"

Pertanyaan Gladys, membuat hati Nisa mencelos. Mengapa harus pertanyaan itu yang keluar? Nisa sampai di buat bingung, ingin menjawab apa.

"Semua orang berhak bahagia. Mungkin Gladys masih di uji sama Tuhan. Waktu yang tepat akan hadir bersama bahagia. Sama seperti apa yang Gladys inginkan." Nisa memberikan pengertian.

Gladys menatap wajah itu. Gladys merindukan Renata, ia ingin menjadi kecil dan di peluk lagi. Gladys menyayangi Renata yang dulu.

"Gladys boleh peluk tante?" tanya Gladys ragu.

"Boleh dong." Nisa mendekap Gladys penuh kehangatan. Mengelus punggung Gladys yang mulai bergetar.

Gladys sudah tidak mampu menahan air mata nya. Cairan bening itu lolos di iringi isakan kecil penuh sesak.

"Tuhan terlalu baik sama Gladys. Masalah nggak pernah absen buat nemuin Gladys. Gladys nggak terlalu banyak meminta sama Tuhan. Gladys cuma pengen di tambah rasa sabar."

"Tante yakin, Gladys kuat. Banyak orang di luaran sana yang sudah bunuh diri hanya karna masalah. Tapi Gladys nggak, tanda nya Gladys hebat. Tante kagum sama Gladys."

Gladys merasakan pelukan hangat. Andai, yang memeluk nya Renata. Gladys pasti akan teramat senang. Sosok Ibu yang dulu nya sangat menyayangi Gladys.

"Makasih tante. Makasih karna udah nerima Gladys di sini. Makasih untuk perhatian nya. Gladys bisa ngerasain pelukan ibu lagi." Dalam dekapan Nisa, Gladys terus menceracau. Menumpahkan isi hati nya.

"Tante akan terus peluk Gladys jika Gladys ingin. Semua orang punya masalah, Gladys termasuk golongan orang yang mampu menyembunyikan masalah. Tante sayang Gladys." Nisa memejamkan mata, merasakan air mata Gladys yang membasahi pundak nya.

"Gladys juga sayang tante... " ucap Gladys lirih.

"Sekarang, Gladys istirahat ya. Besok temenin tante bikin kue, mau?"

Gladys menganggukan kepala nya, menurut. "Gladys mau."

***

Di kamar dengan posisi sendirian. Membuat Gladys kembali mengingat masalah nya. Regaza sekarang membenci nya. Gladys harus bagaimana?

Permainan Takdir [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang