07. Masa lalu itu

883 151 2
                                    

Mohon bantu benarkan typo:)

S E L A M A T  M E M B A C A ! !

Author POV

Gladys berdiri di tepi jalan dekat Resto. Jalanan mulai sepi. Angkutan yang Gladys tunggu masih belum melewati.

Bagaimana Gladys bisa pulang? Jika jalan kaki Gladys takut ada preman yang menghadang di tengah jalan.

Tin tin tin

Bunyi klakson mobil terdengar cukup keras. Gladys menoleh pada mobil yang berhenti tepat di hadapan nya.

Kaca mobil di turunkan oleh sang pengemudi. Gladys sudah tau pemilik mobil itu. Siapa lagi jika bukan boss nya yang menyebalkan.

Sean tersenyum miring melihat Gladys. Hati nya merasa iba ketika melihat Gladys berdiri sendirian di pinggir jalan. Namun pikiran nya sangat berbanding balik. Di pikiran Sean hanya ingin membuat Gladys kesal.

Suasana menjadi hening. Gladys pura-pura sibuk dengan sekeliling. Sedangkan Sean sibuk memikirkan apa yang akan di ucapkan.

"Kasian ya jomblo sendirian aja hahaha."

Sean bersuara memecahkan keheningan. Suara tawa mengejek membuat Gladys mengerucutkan bibir.

"Abang antar sini neng, mau kemana? Ke pelaminan juga abang siap," ucap Sean menggoda.

"Dasar om-om genit." Gladys kesal.

Makian Gladys sontak membuat tawa Sean meledak. Gladys jengah dengan sikap boss nya yang menyebalkan.

"Maaf deh hahaha."

Sean tetap meledakkan tawa. Wajah Gladys sangat lucu ketika sedang kesal. Membuat Sean ingin terus menjahilinya.

"Permintaan maaf di terima."
Gladys memang tipe orang yang tidak ingin memperbesar masalah.

"Gimana kalo saya antar pulang? Udah malem juga. Angkutan juga udah nggak ada yang lewat." Sean menawari tumpangan.

Tidak ada jawaban dari Gladys. Bahkan deheman pun tak Sean dengar dari mulut Gladys.

"Itu pun kalo kamu mau. Kalo gamau juga gapapa. Siap-siap aja besok cuma tinggal nama."

Gladys bukan orang yang bodoh. Dia mengetahui maksud dari ucapan Sean.

Tanpa berpikir panjang Gladys membuka pintu mobil dan duduk di samping kemudi.

"Seatbelt nya di pasang dong cantik."

Tak berhenti sampai situ Sean memajukan diri nya berniat memasangkan seatbelt Gladys.

Glady menegang seketika. Tubuh nya dan Sean sangat dekat. Desiran nafas juga terasa menerpa wajah.

Hening beberapa detik. Kedua pasang mata saling bertatapan dengan jarak yang dekat.

Sean tidak asing dengan tatapan itu. Seperti seseorang yang dia kenal dari masa lalu. Semoga saja itu benar.

"Pak Sean," ucapan Gladys mampu membuyarkan lamunan Sean.

"Eh iya maaf." Sean gugup dan segera memundurkan diri.

Gladys menatap gantungan yang ada di dekat kaca mobil. Ia kenal gantungan boneka lebah itu. Gantungan itu sangat mirip dengan gantungan yang Gladys berikan kepada seseorang.

Permainan Takdir [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang