Senyum Zola mengambang namun tertahan, ia meletakkan tangannya di mulut. Mulai berbaring sambil mendengarkan laki-laki itu berbicara lagi di telepon.
"Hm, Ervan selalu suka apapun dari Zola, selalu mengagumkan di mata Ervan ... sekarang, Zola lagi ngapain?"
Laki-laki itu beralih menanyakan teman masa kecilnya, Zola berdehem sebelum menjawab pertanyaan. "Lagi persiapan tidur."
"Oh ... mau Ervan nyanyiin?" tawar Ervan yang langsung diangguki Zola. "Iya."
Detik berikutnya suara di seberang telepon menjadi senyap, Zola memastikan kembali panggilannya masih tersambung.
Sadar panggilan masih tersambung, ia menarik selimut sampai ke dada, melindungi diri dari gigitan nyamuk dan bersiap mendengar nyanyian cowok di seberang telepon.
Tring ... Tring
Suara petikan gitar terdengar di telinga Zola, ia tersenyum tipis.
Aku Lelakimu
Datanglah bila engkau menangis
Ceritakan semua yang engkau mau
Parcaya padaku, aku lelakimu
Mungkin pelukku tak sehangat senja
Ucapku tak menghapus air matamu
Tapi ku disini sebagai lelakimu
Aku lah yang tetap memelukmu erat
Saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Aku lah yang nanti menenangkan badai
Agar tetap tegar kau berjalan nanti
Sudah benarkah yang kau putuskan
Garis hidup sudah engkau tentukan
Engkau memilih aku sebagai lelakimu
Aku lah yang tetap memelukmu erat
Saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Aku lah yang nanti menenangkan badai
Agar tetap tegar kau berjalan nanti
Ooh.. Ohhh
Aku lah yang tetap mememelukmu erat
Saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Aku lah yang nanti menenangkan badai
Agar tetap tegar kau berjalan nanti
O-ohh...
Aku lelakimu
Aku lelakimu
Aku lelakimu
Laki laki itu mengakhiri nyanyiannya, mengambil ponsel yang terletak di lantai.
"Laa ...udah tidur, ya?"
Tak ada sahutan yang terdengar, Ervan melengkungkan bibirnya, ia berhasil membawa Zola ke alam mimpi.
"Selamat tidur Zolaa ... mimpi indah Tuan putri ...."
Ervan berucap lembut dan penuh sayang, ia berhenti sejenak mengambil nafas panjang dan berbisik pelan. "Aku ... sayang kamu teman masa kecil ... sayang banget ... lebih dari seorang sahabat."
Ervan menekan tombol merah, mengakhiri panggilan 45 menit tersebut, lantas berbaring di kasurnya dengan harapan ia akan bertemu perempuan itu lagi besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...