Youand He:-30

3 2 0
                                    

Satu pesan masuk ke ponsel Zola, Zola mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja masih dengan mata ngantuk, melirik sebentar ke arah jam dinding di kamarnya.

"05:45,  nah masih pagi siapa sih ini! Ya ampun gak tau jam atau apa di hari sabtu lagi," ujar Zola dengan nada kesalnya, Zola mengucek mata beberapa kali melihat nama yang mengirim nya pesan pagi begini.

Epan

La ... tidur ya, cuma mau bilang nih udah subuhan belum? udah pagi juga bangun gih.

Setelah membaca pesan itu Zola kembali meletakkan ponsel di samping nya.

Ting

Zola mengambil ponsel  kembali, melihat isi pesan yang baru saja masuk.

Epan

La sabtu ini bisa ke rumah gak? Ervan jemput, soalnya Arvin pulang ke sini nih.

Zola mengangkat kepalanya membaca pesan itu dengan serius. "Arvin, adiknya Ervan, pulang ke sini."
Zola mengetik di papan keyboard nya setelah beberapa saat.

Zolaa

Arvin ke sini ya bareng abahnya Ervan juga dong, tapi maaf Zola ada kerja kelompok hari ini gak bisa di undur.

Tingg

Satu pesan masuk ke ponsel nya lagi dari pengirim yang sama.

Epan

Iya bareng abah, lama kan udah gak ketemu. Bisa ya, sebentar doang ga apa-apa La, mampir ke rumah.
Zola menghela nafas sesaat kembali mengetik.

Zolaa

Iya Ervan, nanti Zola usahain habis pulang dari kerja kelompok nya selesai.

Zola melempar ponsel ke sembarangan arah masih di atas kasur, menguap beberapa kali hendak tertidur lagi, namun ponsel itu kembali berisik menandakan ada panggilan masuk. "Ya ampun pasti Ervan lagi nih nelpon, gak bisa nanti aja Vann."

Zola membalik badan mencari-cari ponsel yang baru di lemparnya beberapa saat lalu, meraba kasur mencari ponsel yang masih berdering, sebuah benda pipih tersentuh tangan nya, Zola segera menekan tombol hijau menempelkan di telinga sambil berguling memejamkan mata. "Iya hallo."

Tidak ada suara yang terdengar, hanya suara nafas seseorang yang di tahan. "Duh ke telepon ... eh maaf Kakak, Acha ke tekan, tadi nya mau matiin alarm duh salah lagi."

Zola terkesiap spontan duduk dari tidur nya membulat kan mata melihat nama sang penelepon.

Resya VR

"Hah ... eh bentar jangan dimatiin dulu, ini siapa? Acha siapa??" ucap  Zola  menggebu-gebu, heran dengan suara anak kecil di seberang telepon, Acha terdiam sesaat menjauhkan ponsel dari telinga nya.

"Halo Acha ya? Ini ponsel nya Kak Esa bukan?" Zola melembutkan suara nya agar anak itu bisa menjawab pertanyaan Zola tanpa ketakutan.

"Iya kak, ini ponsel bang Esa tapi jangan bilang sama abang Acha ya, kalau Acha udah mainin ponsel nya." Suara anak itu berucap pelan, entah apa maksudnya. Namun sarat akan memohon.

"Abang Acha? Ini adeknya Kak Esa ya?"

"Iya kak, adek bungsu nya bang Esa."
Zola mengangguk, masih dengan posisi duduk.

"Nama panjang nya Acha siapa? Acha kelas berapa?"

"Nama Acha, Rasya Valenia R kak, Panggil Acha aja, kelas 2 sd, ini teman nya abang Acha ya?"

Zola mengukir senyum tipis di wajah nya tanpa di lihat oleh penelepon di seberang sana. "Iya Cha, tepat nya adek kelas abang Acha."

Zola merasa bahagia bisa mengobrol dengan adek nya Esa, bagian dari anggota keluarga kakak kelas yang di cintai nya. "Eh sekarang kak Esa dimana?" tanya Zola dengan raut wajah penasaran.

"Sstts kak Lalaa, bang Esa hampir bangun nih pelan-pelan aja ngomong nya kak."

Zola menaikkan satu alis mendengar nama nya berubah  oleh Acha. "Kenapa nama kakak jadi Lala, Cha?"
Acha di seberang telepon terdiam sesaat. "Loh tapi di nama kontak nya 'La' dengan gambar panda kak, Jadi Acha pikir nama kakak Lalaa, hihi Acha panggil siapa harus nya, kak?"

Zola melongo di tempat nya menjauhkan ponsel dari telinga. "Bagaimana bisa namanya jadi Lala." Zola bergumam pelan menggaruk kepala bingung, menempelkan ponsel ke telinga nya kembali. "Ya ga papa kok Cha panggil kak Lala aja."

"Chaa lagi ngapain ha ... kamu mainin ponsel abang lagi ya?" Suara samar samar berat terdengar di ujung telepon, Acha berbisik pelan ke arah ponsel di genggaman tangannya.

"Kak ... abang Acha bangun ... Bay mampir ke rumah kak kapan-kapan, Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam Cha."

Tuttt

Panggilan beberapa menit tersebut terputus, Zola mengarah kan ponsel ke hadapan nya seraya tersenyum lebar. "Rasya Valenia ... adek nya kak Resya Valeno."

Zola bangkit berdiri keluar dari kamar melirik jam dinding. "06:12, cukup pagi untuk hari libur seperti ini."

Zola tetap melangkah ke arah kamar mandi dengan mood yang sudah terkumpul dengan baik. Zola beralih mencuci wajah nya, melihat wajah nya di pantulan cermin. "Andai kamu tau perasaan Zola, Kak."

Zola mengukir senyum, kemudian menunduk malu. "Eh pagi banget Zola, udah cuci muka aja. Kenapa nih senyum-senyum begitu?"

Bunda ikut masuk ke kamar mandi mengambil gayung di samping Zola, Zola terkekeh perlahan. "Tidak apa-apa, Bun, Zola hanya dapat sedikit kejutan pagi ini."

"Kejutan?" Bunda menoleh meminta penjelasan ke arah anaknya, Zola kembali terkekeh.

"Tadi ada adik nya kak Esa nelpon Zola pakai ponsel nya kak Esa, ke tekan kata nya bun, jadi gitu aja Zola senang banget ngobrol sama dia."

Bunda membulatkan mulut, beralih mengambil odol sementara Zola menghidupkan air kran mengambil wudhu lalu  keluar dari dalam kamar mandi melakukan perintah agama.
Selepas sholat Zola kembali ke kamar, mengambil ponsel yang terletak di tempat tidur.

Ada dua pesan yang belum terbaca olehnya.

Resya VR

Eh tadi kayak nya Acha nelpon Zola  ya, maaf nih dia ganggu Zola gak?
Zola menggigit bibir bawahnya senang kemudian mengetik membalas pesan Esa.

Zolaa

Gak kok Kak .. Gak apa-apa jangan marahin Acha nya ya kak.

Resya VR

Kenapa memang nya? Acha cerita ke Zola apa aja?

Zolaa

Umm gak ada kak, cuman salah tekan aja katanya, dia baik kok tolong jangan marahin Acha kalau Acha mainin ponsel kakak tadi, dia ngaku sama Zola soal nya.

Resya VR

Oh ya udah ... gw gak jadi marah kalau permintaan lu.

Zola mengerjap-ngerjap melihat dengan jelas pesan yang baru di dapatnya. "Kalau permintaan Zola?"

Zola kembali mengetik di papan keyboard membalas pesan yang membuat nya langsung salah tingkah begitu.

Zolaa

Ha gimana kak? Kalau permintaan Zola maksud nya? Zola mematikan layar ponsel menggigit jari telunjuk.

Ting

Satu pesan masuk di ponsel membuat Zola dengan cepat melihat pesan itu dengan senyum di wajah nya namun seketika pudar ketika melihat nama pentol Zya tertera di sana.

.....

Hayyo siapa ya yang ngirim pesan ke Zola sebenarnya?? Yuk next chapter.

Youand He [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang