"Zya ... Zola, akhirnya datang." Vania melambaikan tangan nya di depan pintu rumah Zya ketika motor yang di bawa Zya masuk ke perkarangan rumah berwarna Cream berlantai dua. "Baru datang Van? Apa udah dari tadi?"
Zya mematikan motor matic miliknya, menempatkan di depan rumah, Zya berdiri begitu juga dengan Zola beranjak dari motor menuju rumah.
"Baru aja sampai ya," ujar Vania menampilkan senyum, Zola berdiri di samping Zya ikut bergabung dengan mereka berdua. "Ayo masuk ke dalam Van ...."
Zya melirik ke arah Zola menarik pergelangan Zola ke masuk ke dalam rumah. "Ayo Laa."
Ting
Ponsel Zola di dalam tas berbunyi saat mereka telah duduk di gazebo belakang rumah Zya, Zola menyodorkan kantong plastik yang di bawa dari rumah. "Nih Ya ... Zola bawa pisang coklat. Bunda yang suruh bawa."
Zya menoleh ke arah kantong plastik yang di letakkan Zola di tengah meja yang berukuran selutut. "Wihh mantep nih datang bawa makanan."
Vania lantas menoleh ke arah Zya, mengedipkan mata nya perlahan. "Maaf nih, Vania gak bawa."Zola dan Zya sama-sama menoleh ke arah Vania, Zya menggeleng sambil terkekeh kecil. "Ga papa lah, Mami Zya juga bikin camilan gak perlu repot-repot."
Zya bangkit berdiri menggantung plastik di tangan nya. "Zya pergi ke dapur dulu ya ... kalian diskusi dulu atau bagaimana serah kalian."
Zola dan Vania mengangguk mempersilakan Zya pergi ke arah dapur.
"Eh Laa, gimana nih, penggaris nya bawa kan sama buku Bakteriologi nya, keluarin dulu!"
Zola mengangguk merogoh tas mengeluarkan Buku dan penggaris, menyodorkan nya ke arah Vania. "Nih Van."
Vania mengambil alih buku itu membuka lembaran demi lembaran, Zola merogoh tas mengeluarkan ponsel yang beberapa menit lalu berbunyi kembali menandakan pesan masuk.
Membuka layar kunci ponsel menekan aplikasi pesan.
Resya VR
Ya gak kenapa-kenapa, btw hari minggu nya jadi-atau nggak? Biar gw bisa jemput.
Zolaa
Jadi kak, tapi kalau bisa Zola mau ke sana sendiri, Kakak kasih alamat aja gak perlu jemput.
Resya VR
Yakin nih? Ya udah. Jl. Mawar perumahan Diargiant blok 3 nomor 12, Hati-hati kalau mau ke sini lumayan jauh dari rumah lu.
Zolaa
Iya kak, Masih besok kesana nya.
"Zolaa." Vania meyenggol lengan Zola membuat Zola menoleh dengan cepat, mengangkat alis nya ke atas. "Iya?"Vania menyodorkan buku sedikit ke tengah, menggeleng tak paham. "kita tunggu Zya aja apa gimana? Coba baca dulu sendiri!"
Zola meletakkan ponsel di atas meja, menggapai buku milik nya itu, membaca satu persatu kalimat yang tertera, Vania beralih mengambil kertas HVS di dalam tas.
Tingg
Satu pesan masuk ke ponsel, Zola melirik sekilas melihat nama Resya VR tertera di sana, Zola mengalihkan perhatian nya fokus membaca buku kembali.
Drrttt... Drrtt
Vania menoleh ke arah ponsel Zola begitu pun Zola melirik kembali ke arah ponsel nya
Resya VR is Video call
Zola melotot, jantung nya tiba-tiba berdetak dengan cepat.
"Siapa itu Laa?" Zya datang sambil membawa nampan berisi minuman dan camilan di tangan nya melirik ke arah ponsel Zola.Zola meletakkan nampan di atas meja, mengambil cepat ponsel Zola dari atas meja. "Jangan serius-serius Van."
Zola lantas berdiri ingin merebut kembali ponsel nya yang masih berdering di tangan Zya, Zya mengelak dan lari dari hadapan Zola.
"Zyaaa jangan di ambil dong!!" Zola berdecak pelan sambil terus mengejar Zya, sedangkan Vania hanya menggeleng-geleng melihat tingkah laku kedua temannya.
Zya menekan tombol hijau di ponsel yang ia ambil dari Zola, memperlihatkan wajah Zola yang tengah berlari mengejar nya.
"Hall ... ehhh Zya? Ngapain sama Zola?"Rambut Zola dan Zya berterbangan ke segala arah, tangan Zya melambai ke arah kamera. "Hai kak Esa kita lagi main kejar-kejaran nih, tuh liat Zola nya ngejar Zya."
Zola menghentikan langkah, wajah nya memerah karena malu. "Zyaaa ih."
Zya berhenti melangkah mengarahkan kamera ke arah belakang memperlihatkan Zola yang tengah mencak-cak tidak jelas, Zola melotot ke arah Zya menggertak nya dalam diam, memandang sinis ke arah Zya sekilas lalu berbalik.
"Itu yang namanya kak Lala ya kak, ih lucu ya Acha jadi pengen main sama kak Lala."Zya mengalihkan mata ke arah ponsel yang di pegang nya memperlihat kan anak kecil sekitar umur lima tahun yang memenuhi kamera di seberang telepon.
Di belakang nya Esa berusaha menahan tawa melihat tingkah Zola, Zola segera kembali ke gazebo sambil berwajah cemberut.
"Eh adek nya Kak Esa ya, Hai Acha." Zya mengarahkan kamera ke arah depan, melambai tangan ke arah Acha. "Eh hai kakak, temannya kak Lala, ya."
Zya menampilkan senyum di wajah. "Iya panggil Kak Zya ya, Kakak mau ke tempat kak Zola lagi, bentar."
Zya mengarahkan kamera ke arah belakang berjalan menuju gazebo rumah nya, Zola enggan menatap ke arah Zya walaupun ia tahu perempuan itu berjalan ke arahnya.
"Van ... sini biar Zola yang catat." Zola mengambil alih kertas di depan Vania, tak peduli dengan Zya yang terkekeh dari tadi."Kak Esa ini nih Zola nya ngambek ah ... bujuk dong!"
Zola melirik mata nya sinis ke arah Zya menepuk meja di depannya sekali dengan kuat. "Maaf ada nyamuk nempel."
Tawa Zya menggelegar ke seluruh gazebo belakang, begitupun Esa yang tertawa dengan senyuman paling lebar tak dapat menahan sifat dingin nya, Vania menunduk pandangan mengulum bibirnya mencoba menahan tawa.
"Kenapa pada ketawa?" Gertak Zola membuat Zya memelankan suara tawanya, Esa berdehem menormalkan ekspresi nya kembali, Acha mengedipkan mata nya kebingungan.
"Zya, bisa minta ponsel nya di kasih sama Zola?"
Zola mengangguk meletakkan ponsel Zola bersandar di kotak pensil, mengarahkan kamera depan menampilkan wajah Zola, Zola mengalihkan wajah nya fokus menulis di kertas HVS.
"Tuh Ngomong Zoll sama orang nya, biar ehemm."Zya berdehem sambil terkekeh membuat mata Zola mendelik tajam ke arah nya.
"Kak Lala, ini Acha loh hai ... hai."
Mata Zola beralih ke arah kamera menampilkan anak perempuan umur 5 tahun yang tersenyum manis, Zola balas tersenyum ke arah Acha. "Iya Acha, hai juga."Zya menarik secara paksa kertas yang tengah di tulis Zola. "Udah sana ngobrol dulu, masalah ini biar Zya catat."
Zola bangkit berdiri menggenggam ponsel di tangan nya. "Bentar kak mau pindah."
Zya mengambil tempat di tempat duduk Zola sebelum nya, sedangkan Zola membawa ponsel agak jauh dari mereka agar bisa mengobrol dengan santai.
"Cha ... abang mau ngomong dulu sama kak lala nya, nanti ya ngobrol lagi bentar aja," bisik Esa di seberang telepon yang masih di dengar Zola, Acha tampak memanyunkan bibir, masih belum beranjak dari hadapan Esa.
"Cha besok kak Lala nya mau kesini tapi Acha harus nurut dulu sama abang."
Acha spontan menoleh ke arah abang nya dengan mata berbinar. "Beneran bang? Wah ya udah deh Acha main sama kak Manda aja dulu, dah Kakak."Acha melambaikan tangan ke arah kamera."Besok main kesini ya, Kak."
Zola mengangguk dengan membalas lambaian tangan Acha, detik berikutnya kedua nya saling terdiam masih dengan pemikiran masing masing.
"Emm kakak mau ngapain Video call sama Zola?"
....
Hiyyaa kira kira ngapain Esa nelpon Zola yaw, kuylah next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...