Mama Acha membuka pintu lemari di belakang mereka mengambil tepung, telur, garam dan mentega, Zola berjalan menuju kran air membasuh tangan baru kemudian menyentuh bahan bahan yang baru di keluarkan mama Acha.
Mereka asyik membuat roti panggang hingga Acha berulang kali menutup mulutnya karena terus terusan menguap hingga ia menjatuhkan kepala di atas meja, anak itu tertidur dengan pulas.
"Nah setelah itu baru masukin ke panggangan, Tan."
Zola menoleh kesana kemari mencari keberadaan Oven, setelah ketemu ia memasukkan adonan yang merek buat ke dalam Oven, Zola menepuk nepuk tangan nya melepaskan sarung tangan dan celemek."Selesai, Tan.".
Mama Acha mengarahkan dua telunjuknya ke arah Zola."Iya ... Cepat banget uleni adonan nya, kamu pintar nih."
Zola tersenyum malu, matanya kemudian beralih ke arah Acha yang telah pulas tertidur."Acha tidur, Tan."
Mama menatap ke arah Anaknya kemudian menoleh sekilas ke arah Zola."Ya Kan ni anak, Bang ... Bang Esa angkat Acha ke kamar nya Bang."
"Iya Maa."Suara Esa terdengar dari arah kamar, Esa turun berjalan menuju dapur."eh udah selesai Ma?"
Mama nya mengangguk."Iya udah, cepat bawa adik kamu."
Esa menoleh kemudia beralih mengangkat tubuh Acha menuju kamar Acha di lantai atas, Mama Acha menepuk pelan pundak Zola."Tante ke depan dulu ya, kamu tungguin bentar roti nya."
Zola mengulas senyum. "Iya Tan."
Setelah Mama Acha berlalu, derap langkah kaki seseorang terdengar di Indra pendengaran Zola."Oh masih di sini."Zola menoleh ke arah Manda yang tampak baru pulang dari latihan karate namun tak ada tatapan bersahabat yang terpancar di mata perempuan itu.
"Baru pulang, Manda?"
Amanda tidak memperdulikan pertanyaan yang di lontarkan Zola, ia beralih mengambil gelas menuang air dari dispenser meneguk segelas air dengan cepat.
"Kakak bikin Roti panggang sama Mama mu, kamu mau coba duluan? Sebentar lagi matang."
Amanda sengaja meletakkan gelas itu dengan hentakam, tangan nya menggenggam kuat gelas yang di pegang hingga buku buku di tangannya memutih."Kamu jangan pura pura baik, dasar!! Berani nya masuk ke sini apalagi ke hidup abang Manda!"
Alis Zola menyatu, mencerna baik baik kata yang di ucapkan Manda."Kakak pura pura baik?"
Amanda berdecak menoleh kepalanya menatap Zola dengan geram.Prankk
Gelas di tangan Amanda di lempar dengan keras membuat seluruh penghuni rumah berlarian mendekat ke arah dapur.
"Mandaa, kenapa ini?"
Amanda menggeleng tak berani menatap Mama nya yang kini memasang wajah marah di campur penuh tanya.
"Manda ... kamu jangan buat ulah, bisa?"
Amanda mengepal tangan nya ia lalu berlari ke arah anak tangga naik ke lantai dua, Esa yang baru saja bersuara berhasil membuat nyali Amanda menciut.
Esa mendekat merangkul bahu Zola."Lo ga apa apa? Kenapa Dengan Manda dia ngapain Lo?"
Zola hanya diam tak berniat menjawab pertanyaan siapa pun, satu pertanyaan muncul di otak Zola saat ini."Ada apa dengan Manda? padahal kami belum sekalipun berbicara kenapa Amanda sangat benci padaku?"
Mama Acha beralih megambil kue di dalam Oven yang mengeluarkan bau nikmat yang khas, mama tersenyum puas ke arah Zola.
Esa melepaskan rangkulan beralih berdiri di dekat Dispenser, Mama mengeluarkan satu potong kue meletakakn nya di atas piring."Sisain untuk Acha dulu, dia masih tidur takutnya gak kebagian."
Mama memotong Roti panggang seperempat bagian lalu meletakakn nya di tempat terpisah di dalam lemari pendingin.
Mama membawa sisa roti menuju meja makan memotong nya lagi di sana menjadi bagian bagian kecil.......
Amanda turun dari kamarnya menoleh ke arah meja makan sejak siang ia tak keluar dari kamar membuat perut nya terasa sangat lapar, tak ada orang lain yang duduk di kursi makan kecuali Mama.Manda duduk di hadiahi tatapan Mama nya menyelidik ke arah Anaknya."Kamu Manda ... Kenapa dengan Zola? Kamu ngindarin Zola dari awal pertama kali kalian bertemu, kenapa?"
Manda meneguk salivanya memandang fokus ke arah Mamanya."Manda gak suka dia, Mama tau kan, walaupun cuma teman bang Esa Manda gak pernah suka sama dia."
Mama menghela nafas menyodorkan sepiring roti ke arah Manda. "Kok gitu sih responnya Mandaa."
Manda memandang roti di hadapan nya malas."Ini dia sama Mama yang buat? Manda gak mau makan ini Ma, Manda mau Makan Makanan instan aja."
Manda berdiri mengambil makanan instan di kulkas ia duduk kembali di kursi nya.
"Mahh ... Huaa."
Acha mengucek kedua mata dengan rambut yang masih berantakan matanya mengerjap ngerjap beberapa kali berdiri di tepi meja makan.
"Cuci muka dulu, Acha."
Acha mengangguk pelan berjalan menuju pintu WC di dapur, membasuh wajah dengan kedua tangan.
Acha berjalan ke arah Amanda duduk di samping kakaknya."Kue Ma, mana kue nya Ma?"
Mama meletakan piring kue Amanda ke arah Acha, Amanda menoleh ke arah Acha yang melihat kue di hadapannya dengan takjub. "Wah pasti enak nih."
"Gak ada istimewa nya juga Cha," sindir Amanda, Acha menautkan alis menatap ke arah kakaknya."Kak Manda Kenapa?"
"Cha kamu baru bangun ... jadi ikut nggak nih?"
Mata Acha beralih menatap Abang nya dalam diam, kemudian ia berdiri sambil berteriak."Ikut Bang, tungguin Acha."
Amanda menutup sebelah telinga menoyor dahi Acha Dengan kuat. "Acha ini gak bisa teriak nya jangan di samping Kakak," sewot Amanda tak suka.
Acha terkekeh ia dengan cepat menghabiskan makanan lantas berlari ke arah kamar mandi."Tungguin Acha mandi bentar."
Esa mengangkat sudut bibirnya melihat kelakuan si bungsu keluarga mereka.
Amanda mengaduk ngaduk makanan nya."Mau kemana bang? Sama teman Abang yang itu juga ya."
Wajah Esa terlihat berkerut memasang wajah tanpa senyum ke adiknya."Iya, lihat Sunset di puncak Cafe bintang, kamu mau ikut juga Ayo! Tapi jangan ganggu Abang."
Amanda menggeleng singkat berdiri dari kursinya. "Manda gak suka Abang kayak gini."
Manda segera meninggalkan meja makan setelah melihat Zola yang datang berdiri di belakang Esa."Kapan perginya Kak? Udah jam 5 sore."
Esa berbalik menatap Zola."Bentar lagi, nunggu Acha mandi."Esa beralih keluar rumah memanaskan mobil di garasi yang akan ia bawa ke puncak, sedangkan Zola duduk dengan diam sambil menunggu Acha bersiap siap.
"Kakak Laa, nih Acha dah siap."Acha merentang kan tangan, anak itu kini tengah memakai celana jeans dengan kaos berwarna kuning tak lupa topi pantai yang terpasang di atas kepala nya.
Acha menarik tangan Zola menuju keluar rumah, mereka akhirnya berangkat setelah pamitan dengan mama, Amanda yang dari atas jendela kamarnya hanya bisa terdiam melihat kepergian abang dan adik bungsunya.
......
Yuk gulir part berikutnya, hari ini Nyya mau tamatin ni cerita...
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...