Ervan mengedikkan bahunya sambil tersenyum kecil ke arah Zola. "Bukan hal yang jadi masalah, kan? Kalau Ervan takut kamu hilang."
Ervan segera menarik pergelangan tangan Zola, menghiraukan Esa di belakang nya. Zola memukul bahu Ervan, membuat Ervan meringis sakit kemudian tertawa dengan lebar. "Ga papa lah ...."
Zola mengalihkan pandangan nya ke arah lain, memandang Esa sekilas di belakang mereka, Ekspresi wajah nya berubah seketika. "Bagaimana kalau Zola hilang untuk bahagia, kamu tidak harus mencari nya bukan?"
Ervan terdiam mendongak menatap langit-langit di atas sana, tak ada ekspresi apapun di wajahnya itu, ia enggan menjawab.
Zya berbalik menatap ke arah tiga manusia yang saling diam, matanya mengarah ke Esa yang senang membututi Zola dan Ervan di belakang mereka, Zya menghela nafas sesaat. "Zola, Ervan, Kak Esaa sini cepetan, mau foto tidak?"
Seluruhnya menoleh ke arah Zya, tak ada pergerakan apa pun, Zya melangkah kan kakinya mendekat ke arah mereka, ia berdiri tepat di hadapan Esa. "Kakak mau foto nggak? atau foto bareng hayuk!"
Zya membuka kamera ponsel, mengarahkan ke arah wajah nya dan Esa, Esa mengangguk sekilas.
Cekrekkk
Cekrekkk
Cekrekkk
Tiga foto di ambil sekaligus, Zya tersenyum puas ke arah Esa, Zola dan Ervan saling berpandangan melihat gerak-gerik perempuan energic itu.
Mata Zya mengarah ke arah Ervan dan Zola, ia mencengkeram pergelangan tangan Zola. "Van ... please deh biar Zola ikut sama Zya, aman kok."Zya mengacungkan tangannya membentuk ok, mereka saling pandang kemudian Zola yang mulai melepaskan genggaman tangan mereka lebih dulu, Zya segera menarik Zola menjauh dari sana sesaat setelah di lepas.
Ervan dan Esa berdiri berdua di tempatnya, Ervan yang masih malas berinteraksi dengan nya, menyusul langkah kaki kedua perempuan yang sudah lebih dulu jauh.
Zya menghentikan langkah mengangkat telunjuk mengarah ke pohon cemara di tepi danau degan kursi taman di bawahnya, mata nya seketika berbinar menemukan spot foto yang bagus. "Lihat itu ... lu harus fotoin Zya di sana."
Zya menarik pergelangan tangan Zola dengan hati-hati, tau kalau kaki Zola masih sedikit sakit, Zya lantas memberikan ponsel nya ke arah Zola, melepaskan pergelangan tangan Zola dan segera duduk di kursi taman.
Zya mengangkat tangan nya ke atas membentuk dua jari. "Foto ya, Laa."Zola menekan tombol putih di kamera beberapa kali, mengikuti semua keinginan berfoto perempuan itu, sesaat kemudian Zola menghela nafas lega, Zya segera berlari-lari kecil ke arah Zola mengambil ponselnya. "Lu foto juga dong!"
Zola menggeleng mengalihkan tatapan nya ke arah lain, Zya memutar bola mata malas kemudian berbalik ke arah belakang melihat Ervan yang bersandar di batang pohon sedangkan Esa tidak terlihat di mana pun. "Emm ... Ervan sini dulu, bantuin foto kan kita."
Ervan segera berjalan mendekat, Zya memberikan ponsel nya kepada Ervan, menarik tangan Zola untuk berfoto bersama. "Kalau foto berdua mau lah ya, kan."
Zola tersenyum tipis ke arah kamera merapatkan kakinya, Cekrekk
Zya berdecak ke arah Zola. "Gaya nya yang asyik, rentangkan tangan sambil mengangkat satu kaki."Zola menggerakkan kaki dan tangannya merentang mengikuti gerakan Zya, Zya mengangkat jempol nya ke atas. "Oke. Ervan lagi."
Cekrekkk
Cekkrekk
"Okey ... sip." Zya berjalan ke arah Ervan melihat hasilnya dan menyimpan ponsel, mata Zola berkeliling terlihat mencari sesuatu masih berdiam diri di tempatnya. "Cari apaan La?"
Ervan mengangkat dagunya menatap ke arah Zola, Zya juga ikut menoleh, Zola balas menatap mereka. "Oh Zola mau ke Wc, dah."Zola beranjak dari tempatnya.
"Eh tunggu ... ini taman baru kalau sesat gimana, hilang lu Laa gak bisa pulang," Peringat Zya lalu menyusul ke arah Zola. "Tunggu disini aja, kak."
Zola dan Zya kembali berjalan bersama mencari WC umum di sini, untungnya ada petunjuk di tengah perjalanan membuat mereka tak perlu kesusahan. "Zya tunggu di luar ya."Zola mengangguk melangkah kan kakinya ke arah salah satu kamar WC, Sambil menunggu, Zya bersenandung kecil menyanyikan salah satu lagu pop.
"Yuk, udah selesai."
Zya menoleh ke arah Zola yang sudah berdiri di hadapan nya, mereka kemudian berjalan keluar dari area WC.
"Eh ... Zola, Zya."
Pandangan kedua nya terserobok ke arah pandangan Esa, Zya melotot ke arah Esa, berpikir kalau Esa telah menguntit mereka berdua.
"Kak Esa ... ngapain disini?" tanya Zola masih dengan raut wajah bingung namun dengan nada suara yang memang minta penjelasan, Zya menyenggol bahu Zola pelan membuat Zola menoleh ke arah nya.
"Nggak ada cuman jalan-jalan, jangan salah paham ini kebetulan."Esa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa canggung di pelototi kedua perempuan di depannya, Mereka kemudian saling terdiam untuk beberapa saat.
"Emm mau foto bareng?"
Zya mengerutkan kening nya. "Ini kak Esa bukan sih? Minta foto, aneh banget," gumam Zya pelan. Zola mencubit pipi Zya membuat perempuan itu menoleh dengan spontan sambil meringis."Aww ... apaan La?"
Zya menoleh bergantian ke arah Esa dan Zola. "Tunggu bentar! Foto ya? Bertiga gak boleh."
Zya mengedip berkali-kali, Zola mengarahkan tatapan nya ke arah Esa, Esa menundukkan pandangan nya menyembunyikan sesuatu di wajah. "Maksudnya berdua, Kalau gak boleh gak apa-apa mana tau Ervan nya marah."
Esa membalikkan tubuh, memasang wajah datar khas nya ia hendak berjalan sebelum tangan nya di cegat seseorang. "Boleh kok Kak, tidak masalah."
Zya memasang wajah cengo, Zola menarik pergelangan tangan Esa membuat Esa menampilkan senyum tipis, Zola melepaskan kalungan pita yang menggantung ponsel nya dari leher memberikan ponselnya ke arah Zola bersamaan dengan ponsel milik Esa.
Zya memandang kedua nya bingung begitu juga dengan Zola dan Esa yang saling pandang. "Oh ya udah biar Zya foto pakai dua ponsel sekaligus."
Zya mengambil kedua ponsel yang di berikan ke arah nya, memberi jarak ke belakang, Zola menyembunyikan tangan di belakang punggung begitu juga esa yang memasukkan tangan di saku celana benar benar terlihat canggung, kedua nya juga terlihat memberi jarak, Zya berdecak pelan memutar bola mata malas. "Zola sama Kak Esa bisa lebih dekat gaya nya jangan gitu gak bagus di foto."
Zya mendekat ke arah mereka, menggeser Zola lebih dekat ke arah Esa dengan zola berdiri di depan Esa, Zya mengambil tangan Esa meletakkan tangan itu di bahu Zola, tangan Zola di arahkan ke atas membentuk dua jari begitu pun tangan Esa yang diangkat sebelah nya ke atas membentuk dua jari. "Nah gini, kelihatan lebih akrab gitu."
Zya memundurkan langkahnya ke belakang.
Cekrekk
Cekrekk
Kedua ponsel di tekan bergantian, Esa dan Zola mendekat melihat hasil foto mereka,Zola mengambil ponsel nya, mengalungkan di leher begitu juga Esa menyimpan ponsel di saku celana nya.
"Zolaa!! Kalian masih di sana, lama Ervan tungguin."
Ketiganya saling menoleh ke arah Ervan yang berlarian ke arah mereka, ia berhenti tepat di hadapan Zola mendekat ke arah teman masa kecilnya.
"Eh pada ngumpul di sini, pulang yuk udah sore, besok pada sekolah, kan."
Bunda dan pak Sutanto telah berdiri di hadapan keempat manusia yang saling diam, Zola mengangguk mengiyakan. "Ya bun ... ayo pulang pegal lama-lama jalan."
Semuanya bergerak meninggalkan tempat dan segera beralih ke arah mobil Esa yang terletak di area parkiran.
.....
Waleyo, dah berapa lama Nyya gak update nih, dah banyak sarang laba-laba nya.
Ini sebenarnya kemaren, ni cerita di ikut lombakan, jadi Nyya nungguin pengunguman nya dulu, lah Alhamdulillah belum menang. Author masih harus belajar lagi, hehe
Ini sebagai gantinya Nyya akan update Double.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...