"Yah bisa antar Zola ke sekolah?"
Pak Sutanto yang tengah menyuapkan sendok nasi ke mulutnya mendadak berhenti menatap Zola dengan raut bingung, begitu juga dengan bunda yang tengah meminum seteguk air dari gelas.
"Kenapa ayah yang anter, gak sama Ervan?"
Zola menghela nafas, pandangan matanya berubah datar dan malas, Zola menggeleng pelan menatap piring kosong di hadapannya."Zola lupa bilang sama Ervan, pastinya dia udah ke sekolah, Zola ikut ayah ya."
Bunda dan pak Sutanto saling berpandangan dengan raut wajah yang masih kebingungan kemudian mengangguk mengiyakan.
Zola bangkit berdiri mengambil tas nya di kamar, ikut keluar setelah ayahnya berjalan ke arah garasi motor, Zola memasang helm sendiri kemudian melambaikan tangannya ke arah bunda. "Pamit Bunda, Assalamualaikum."
Motor pak Sutanto melaju di jalan raya dengan Zola yang mengeratkan pegangan di jaket ayahnya.
Tidak ada yang saling bicara, pak Sutanto fokus dengan area jalanan yang padat begitu juga dengan Zola yang termenung di sepanjang perjalanan nya.
"Zolaa ... udah sampai, turun ...."
Zola mengalihkan pikiran nya sambil menggeleng kuat memperhatikan pemandangan yang terpampang di depan mata.
Zola turun dari motor menyalami tangan ayahnya."Nanti pulang sekolah, mau di jemput?"
Zola tersenyum tipis seraya menundukkan pandangan, ia bingung harus pulang sama siapa lagi kalau bukan sama Ervan yang bersama nya setiap hari.
"Eh pak Sutanto, nanti biar Ervan aja yang antar pulang, Pak."
Ervan yang entah datang dari mana menyalami tangan pak Sutanto sembari mengukir senyum.
"Oh baiklah kalau begitu, bapak pulang."
Ervan mengangguk begitu juga Zola yang melambaikan tangannya, motor ayah Zola kembali berjalan di jalan raya, begitu tak terlihat lagi Zola membalikkan tubuhnya mengabaikan Ervan di sampingnya.
"Kamu marah sama Ervan? Maaf ... tapi nanti kita bisa makan es krim di tempat biasa."
Zola berhenti, menoleh ke arah Ervan secara singkat lalu kembali berjalan mengabaikan Ervan, Ervan di belakang nya mencoba menguatkan dirinya sendiri, jantung nya berdetak pelan.
Zola berhenti di separuh jalan menuju kelas, menarik nafas panjang saling mengaitkan jari-jari tangan."Kenapa marah nya ke Ervan ya?"
Zola menundukkan pandangan nya ke arah kaki yang di balut sepatu hitam dengan gambar panda, sepatu yang sempat di buang ke tempat sampah di depan rumah Zola.
Zola segera melanjutkan langkah yang terhenti, pergi menuju kelas nya.
Hup
Pelukan seseorang mendekap tubuh nya erat dari belakang. "Akhirnya, Zola sekolah lagi."
Zola mengelus dadanya lega. "Kirain siapa."
Zya mengendurkan pelukan membuat Zola berbalik dengan cepat saling menatap satu sama lain, pandangan Zya menunduk menatap sepatu baru yang di kenakan Zola.
"Eh ... eh sepatu baru ya? Cantik banget ada gambar pandanya lucuu, bunda yang beliin? Beli dimana?"Mata Zya berbinar masih terpaku menatap sepatu yang dikenakan Zola.
Raut wajah Zola berubah seketika ia terdiam tanpa berniat menjawab, Zya menengadah melihat ke arah mata Zola yang menampilkan raut wajah yang tak bisa di tebak.
"Kenapa dengan lu? Ada yang salah sama sepatunya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...