Pentol Zya
Kita kerja kelompok di rumah nya Zya, Zola mau di jemput apa kesini sendirian? Pake gojek.
Zolaa.Ooh, hm Zola gak tau mau pakai apa nanti aja di pikirin, masih pagi ini mau kerja kelompok jam berapa?
Pentol Zya
Sebelum jam 10 lu udah di rumah Zya ya.
Zolaa
Iya Zya.
Zola meletakkan ponsel di atas kasur melakukan sedikit peregangan tubuh, menarik tangan nya ke atas.
Zola beralih ke arah luar kamar membuka pintu depan yang masih sepi dan sejuk, Zola melangkah kan kaki nya ke arah jalanan menghirup udara segar."Zolaa ... bantu bunda yuk!"
Zola menoleh ke arah depan rumah nya mendapati Bunda berdiri di depan pintu dengan senyum, Zola mengangguk mendekat ke arah bunda. "Iya, Bun."
Bunda melangkah mendahului Zola. "Nanti Zola kerja kelompok kan, Jam berapa?"
Tatapan Zola mengarah ke arah belakang punggung Bunda nya. "Sebelum jam 10 Bun, mungkin sampai sore, soalnya mepet banget waktunya."
Bunda mengangguk kemudian berbalik ketika telah sampai di meja makan. "Bisa beli pisang sesisir, coklat nya satu batang sama lumpia nya La, buat di bawa nanti."
Zola mengangguk pelan, mengulurkan tangan nya ke arah bunda. "Uang nya mana Bun? Ada bonus nggak?"
Bunda merogoh saku celana memutar bola mata malas. "Iya, ada sisa tiga ribu, ambil aja."
Tangan bunda terulur meletakkan uang nya di tangan Zola, Zola membentuk jari nya membentuk ok sambil tersenyum manis. "Makasih bunda ... Zola pergi ya."
Zola melangkah ke luar rumah berjalan kaki ke arah warung yang tidak seberapa jauh dari rumah.
Zola berhenti, menyipitkan mata melihat seseorang tengah berlari di jalanan sambil mengusap kening. "Itu Ervan ....""Zolaa ... ngapain pagi-pagi?" Tangan Ervan melambai ke arah Zola menampilkan senyum tipis, ia berhenti tepat di hadapan Zola. "Mau beli sesuatu di warung, udah ya Zola duluan."
Zola hendak mendahului Ervan namun suara Ervan menguntruksi nya untuk berhenti. "Laa ... Kenapa buru-buru banget? Kamu marah sama aku?"
Zola berbalik begitu pun Ervan, mereka saling berhadapan satu sama lain, Zola menghela nafas mengalihkan perhatian ke arah lain. "Udah ya Van ... emang lagi buru-buru nih, lagi pula kita mau bicara bagaimana?"
Ervan mengambil satu tangan Zola terangkat ke atas mengaitkan tangan mereka. "Kamu lihat ini ... aku pengen kita sedekat itu seperti sebelumnya, sebelum semua nya berubah seperti ini." Ervan menekankan nada bicara nya, berucap dengan penuh perasaan yang berasal dari hati nya yang paling dalam, serius dan fokus pada retina mata Zola.
Zola dengan cepat melepaskan kaitan jari-jari tangan mereka, Zola menghela nafas nya lagi. "Itu semua ku lakukan karena sekarang ada yang berubah dari cerita kita, aku punya alasan nya sendiri Ervan jadi ... tolong hargai keputusan Zola.
Zola segera meninggalkan Ervan yang berusaha menenangkan perasaan membludak dari dalam hatinya. "Aku tidak akan merubah ini tapi ... lihat saja."
Zola bergegas ke warung yang berjarak beberapa langkah dari tempat bicara nya dengan Ervan, mengambil segala pesanan bunda nya dengan cepat. "Bu ... uang nya pas kan sama es krim coklat nya satu."
Pemilik warung mengangguk. "Iya pas ... makasih ya."Zola berbalik kembali berjalan pulang menuju rumah nya, melihat Ervan yang masih berdiri di tempat nya, mereka saling lirik sesaat sebelum Zola kembali melangkah menuju rumah.
Kantong pastik hitam dari warung di letakkan Zola di atas meja menoleh ke arah bunda yang sedang sibuk meracik sesuatu. "Nih Bun ... Zola bisa bantu ngapain?"
Bunda masih asyik meracik bawang merah di piring. "Bunda mau bikin nasi goreng buat sarapan dulu, pisang nya bisa kamu bukain?"
"Okey bunda." Zola mengambil alih plastik, mengeluarkan isi di dalam nya, mengupas satu-persatu pisang dengan bersenandung ria.
......
Zola bercermin di kamar, memakai hoodie kelonggaran berwarna biru dengan gambar awan awan putih dan celana lejing hitam panjang, menjinjing sepatu Sneaker ber hak berwarna putih polos, rambut nya di gulung siput ke atas menyisakan beberapa anak rambut tergerai.
Zola meraih ponsel di atas kasur mengirim kan pesan kepada Zya.Pentol Zya
Ya, jemput dong di rumah .. yaa .. yaa.
Zola menyandang tas kecil berisi buku-buku dan alat tulis beralih keluar dari kamar nya."Laa ini di bawa pisang coklat nya, jangan lupa".Bunda menenteng plastik berisi beberapa pisang coklat di tangan nya mengarahkan ke Zola, Zola beralih mengambil menampilkan senyum tipis. "Iya Bunda. Makasih ...."
Bunda beralih mengelus pipi anak nya gemas. "Cantik sekali anak bunda."Zola melebarkan senyum nya, dengan wajah yang kian merona. "Hihi udah Bunda ... Zola mau pergi dulu udah jam 09:45 nanti telat."
Zola berjalan ke arah pintu depan duduk di tepi pintu memasang sepatu nya dengan cekatan. "Pergi pakai ojek La?"
Titi tittt
Suara deru motor terdengar di telinga, pak Sutanto bersama seseorang membawa motor masing-masing.
Motor beat berwarna biru yang jelas masih baru dan mengkilap terparkir di halaman rumah di bawa seseorang yang sedang bersama ayah nya Zola. "Makasih pak."
Pak sutanto dan temannya itu saling menjabat tangan lalu ia berpamitan dan pergi bersama temannya yang baru saja sampai di depan rumah Zola.
Bunda mengelus puncak kepala Zola begitu pun pak Sutanto juga ikut menampilkan senyum bahagia. "Ini apa ayah? motor nya siapa?"
Zola memandang bergantian ke arah ayah dan bunda nya, hanya ia yang memasang wajah bingung. "Ini motor buat Zola."
Zola menganga, mengerjapkan mata beberapa kali. "Hah ... apa nya buat Zola?"
Masih dengan suasana kebingungan membuat pak Sutanto tersenyum kecut. "Ini motor ayah beli buat Zola, tahun Ini umur Zola kan udah 17 tahun, Zola juga udah belajar motor sama Ervan, jadi ayah kasih kamu amanah."
Zola terdiam tak bisa mengatakan apa pun lagi, kemudian ia menghambur ke pelukan ayah nya secara tiba-tiba membuat Pak sutanto terkejut. "Ayahhh ... ulang tahun Zola kan masih lama."
pak Sutanto mengelus pelan punggung belakang Zola. Zola mengendurkan pelukan nya matanya berkaca-kaca menatap pria itu. "Udah, berangkat sana nanti telat."
Mata Zola beralih ke arah motor baru milik nya itu, bibir nya mengerucut memandang ke arah Bunda dan Ayah nya. "Zola minta Zya jemput deh, sayang motor nya baru."Zola terkekeh pelan, mengeluarkan ponsel dari dalam tas.Zolaa
Ya .. Dimana nih sekarang?
Ting
Pesan baru masuk ke ponsel nya pesan balasan dari Zya
Pentol Zya
Lahh yaa lagi di jalan, bentar lagi nyampai.
Zola menutup layar ponsel, beralih menyalami tangan kedua orangnya. "Zola nunggu di jalan aja."Bunda dan pak Sutanto saling mengangguk bersamaan. "Hati-hati La."
Tittt
Suara klakson terdengar, Zola segera berlari ke arah jalan, melambaikan tangan nya ke arah orang tuanya. "Lu udah bawa yang Zya minta belum?"
Zola naik ke atas motor Zya, menunjukkan jari jempol nya ke hadapan perempuan itu. "Udah dong ... buku Agenda V tentang Bakteriologi, kan."
"Mantep." Zya segera menjalankan motor menuju rumah nya, tidak ada yang membuka percakapan lagi setelah itu, Zya yang asyik dengan pikiran nya begitu juga Zola hanyut dalam khayalan.
.....
Hay ketemu lagi, yuk gulir bab selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...