Youand He:-33

3 2 0
                                    

Esa menggaruk atas kepalanya, menoleh sesaat ke arah samping. "Gak ada sih Acha nya yang minta buat Video call sama lu jadi gw telepon aja, nah sekarang Zola lagi ngapain?"

Zola menarik nafas perlahan."Sebenarnya sih Zola lagi kerja kelompok sama Zya dan Vania, tapi Kakak nelpon."

Esa membulatkan mulut, mengangkat sudut bibir nya. "Oh maaf nge ganggu nih ... kalau masih sibuk matikan aja telepon nya ga apa- apa."

Zola menggeleng cepat di sertai tangan yang terangkat ke atas. "Gak ganggu kok kak, emm."

Zola menurunkan tangan memainkan jari-jari kukunya, mengalihkan mata dari kamera.

"Btw lu kalau marah lucu ya ... bisa bikin gw ketawa tapi gak deh nanti marah nya ke gw lagi."
Entah kenapa perkataan Esa membuat hati Zola melayang, ia salah tingkah dengan pipi yang memerah seperti tomat. Zola mematikan kamera menggigit bibir bawah sambil menutup wajah. "Zya minta di tampol nih."

Zola menoleh sekilas ke arah Zya dan Vania yang tengah berbincang berdua dengan masing-masing pekerjaan mereka.

"Laa kamera nya kok mati?"
Zola dengan cepat tersadar menormalkan ekspresi nya menghidupkan kembali kamera yang di matikan beberapa menit lalu. "Eh iya kak ada masalah sedikit jadi ya Kamera nya mati, Kak."

Zola tersenyum canggung, namun Esa hanya mengangguk-angguk sebagai jawaban. "Oh ya udah, kerjain dulu tugas kelompok nya, gw matiin."
"Iya kak."

Tuttt

Panggilan tersebut mati, Zola bangkit berdiri dari tempat duduk menuju tempat belajar kelompok mereka.
Zya menoleh ke arah Zola yang tengah senyum senyum sendiri. "Udahan nelpon nya beb, ada rencana masa depan gak?"

Zya tersenyum menggoda ke arah Zola, lagi dan lagi pipi nya merona kembali, Zola duduk di samping Zya mencubit kuat pinggang Zya. "Kamu tuh ya jangan bikin Zola malu di depan Kak Esa kenapa."

Zola menganga ke arah Zola seraya mengambil cococips di atas piring. "Seharusnya lu senang dong, ngapain malu Kak Esa ketawa gara-gara  lu, serius, lu gak liat sih."

Zya menyenggol pelan bahu Zola membuat Zola mengerucut bibirnya. "Tapi kan sama aja Kak Esa ngejek Zola dengan ketawa."

Zya berdecak pelan, memutar kedua bahu Zola agar Zola duduk berhadapan dengan nya. "Lu salah satu orang yang bisa bikin dia ketawa dari sekian banyak siswa di sekolah kita, paham lu. Kak Esa itu jarang banget kalau ketawa ngakak kayak tadi."

Zya menggigit cococips nya melepaskan tangan dari bahu Zola. "lu ringkas lagi tu BAB 4, capek tangan Zya."

Zola memalingkan wajah nya sambil menarik nafas perlahan. "Iya deh iya."
Zya mengarahkan kertas HVS ke arah Zola membiarkan perempuan itu mencatat bagian nya. "Ayo camilan nya di makan teman-teman, takut nya nanti habis sendiri Zya yang makan, Zya  suka lupa soalnya."

Zya menyengir menyodorkan piring berisi cococips ke hadapan Vania. "Makan Van, jangan sibuk mulu perasaan dari tadi kerjanya nyatat soal."

Vania meletakkan pena  di atas meja, mengambil cococips di piring, menggigit nya pelan-pelan sambil menulis kembali.
Habis satu bab, Zola meregangkan tangan nya ke atas, meliuk-liukkan jari tangan nya. "Duh banyak banget satu Bab."

Zola memutar kepala menghilangkan penat, Zya mengambil alih kertas di hadapan Zola melanjutkan kembali hasil ringkasan mereka."Minum Laa."

Zya menyodorkan satu gelas minuman sirup merah ke arah Zola yang baru saja di tuang nya, Zola mengambil alih dan meminum nya hingga ludes setengah.

Tidak terasa jam berputar terus menerus hingga pukul 5 sore, Vania mengangkat tangan nya tinggi-tinggi sambil menguap pelan."Duh Vania ngantuk nih, tempelan nya udah belum Laa?"

Zola mengangguk cepat, memberikan hasil guntingan nya ke arah Vania, Zya sudah terkapar di tepi meja beberapa menit yang lalu, Vania dengan cekatan menempel sentuhan terakhir dari karya mereka.

"Akhirnya ... karya kita selesai, ah capek." Vania menguap lagi entah untuk yang keberapa kali, Ia meregangkan leher nya berdiri dari tempat duduk. "Aw efek kelamaan duduk nih, encok."

Vania memegang pinggang nya sambil terkantuk-kantuk. "Udah yang penting udah aman, besok gak perlu kita kerja kelompok lagi, Vania pulang ya, Pamit sama Zya, jangan lupa senin di bawa."

Zola ikut berdiri meregangkan leher dan tangan yang terasa kaku, mengangguk mantap ke arah Vania. "Iya Vania, nanti Zola sekalian Pamit sama Zya."

Vania bergegas meninggalkan tempat belajar kelompok mereka setelah berpamitan.

"Hati-hati Vania".

Vania berbalik menampilkan senyum di wajah nya. "Iya La, makasih."

Ting

Satu pesan masuk ke ponsel Zola yang terletak di bawah meja, Zola duduk dan mengambil ponsel nya.

Epan

Udah selesai belajar kelompok nya? Mampir sini yuk, Ervan jemput, di rumah Zya kan?

Zola terdiam, bingung harus mengetik apa, ini udah sore lagi pula pinggang nya juga encok, tubuh nya ingin segera beristirahat.

Ting

Satu pesan masuk kembali dari Ervan.

Epan

Laa ... Ervan jemput ya sekalian anterin pulang, Ervan antar pulang yah sekalian mampir ke rumah ketemu Arvin dia nanyain kamu, soalnya Arvin gak bisa lama di sini minggu juga udah pulang ke Asrama nya dia.

Zola menghela nafas pasrah, bagaimana pun Zya udah terkapar di tempat nya, Zola mengetik balasan pesan.

Zolaa

Iya Van, jemput aja di rumah Zya sekalian mampir ke rumah Ervan.
Zola membereskan buku-buku nya sekalian peralatan tulis milik Zya, menyusun rapi di atas meja, Zola menyandang tas nya, kemudian menggoyang-goyang kan tubuh Zya pelan. "Yaaa ... Zya bangun ... zola Pamit nih mau pulang."

Zya mengerjap-ngerjap, mengucek mata, masih bingung dengan keadaan sekeliling nya. "Hah ... Vania kemana?"

Zola menepuk pundak Zya membuat Zya menoleh dengan wajah kusut khas orang bangun tidur. "Vania udah pulang ya ... dia Pamit duluan sama Zola ... sekarang Zola juga mau pulang udah sore."

Zya berdiri menyamakan tinggi nya dengan Zola, mengucek mata nya sekali lagi. "Yuk pulang!"

Zola lantas menoyor kening Zya membuat ia mengaduh memegang kening nya. "Ini rumah Lu ... Zola yang pulang, pulang nya sama Ervan."
Zya mengangguk masih dengan wajah khas bangun tidur. "Ohh ya udah hati-hati Laa."

Zola menepuk kedua pipi Zya dengan gemas. "Cuci muka sana ... ngantuk banget kayak nya tapi ini udah sore nggak boleh tidur."

Zya mengangguk lagi, dengan mata yang sedikit lagi terpejam. "Udah, Zola Pamit ya."

Zola melangkah  keluar dari rumah Zya menunggu Ervan di tepi jalan, tidak butuh waktu lama Ervan datang dengan Scoopy kesayangan nya.
Zola segera naik ke atas motor dengan helm yang di berikan kepada nya, motor berjalan setelah Zola memasang helm nya dengan benar.

"Tugas kelompok nya udah selesai?" Ervan melirik ke arah Zola di kaca spion, Zola mengangguk menghela nafas. "Iya udah, capek banget."

Ervan tersenyum hambar, Ervan sebenarnya gak tega maksa kamu La, tapi kalau gak begini susah banget mau di ajak, karena kamu udah berubah, Zola yang sekarang gak sama dengan Zola yang dulu yang dengan mudah nya mengiyakan perkataan ku.

Ervan bermonolog sendiri dalam hati, melihat ke arah Zola yang kelihatan kelelahan di wajah nya. "Jadi Besok ke rumah Esa?"

.....

Yawww gimana yee Ervan nanya dengan berat hati, qiw qiw

Ahha, ikuti terus kisah mereka sampai tamat

Youand He [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang