Zola membetulkan posisi tangan nya yang sedikit lebih bisa di gerakkan dengan bebas, Tangan nya sudah tak memakai penyandang tangan walaupun masih di balut peran, Kakinya kini lebih bisa berjalan dengan normal tanpa kruk yang menopang tubuh.
"Zola ... ayo sarapan!"
Zola mendongak menatap pintu kamarnya, bunda berdiri di sana sembari tersenyum, Zola segera melangkah kan kaki ke arah luar mengikuti bunda yang sudah lebih dulu berjalan.Ting
Notifikasi pesan masuk ke ponsel Zola yang terletak di atas meja belajar, Zola menoleh sekilas, enggan meraih ponsel nya yang sudah terletak jauh dari tempat berdiri, namun ia tetap melangkah kan kaki ke arah ponsel.
Epannya Ola
Pagi La ... hari yang beda buat kita nih, Ervan mau siap-siap ke sekolah dulu, jangan lupa sarapan.
Zola mengukir senyum di wajahnya, kemudian mengetik pesan membalas pesan dari Ervan.
Zolaa
Pagi juga Pan ... Iya ini mau sarapan, hati-hati.
Zola membawa ponsel di tangannya ke luar kamar menuju meja makan, Ia menarik kursi tempat biasa ia duduki mengalihkan perhatian nya ke arah Bunda yang tengah menuangkan nasi goreng telur ke piring.
Ting
Zya menatap ke arah ponsel yang sudah ia letakkan di meja makan, pesan masuk dari Zya.
Pentol Zya
Hari ini lu gak ke sekolah kan? Udah izin sama Wali kelas? Nanti Zya juga bakalan bilang ke sekretaris biar lu nggak di alfa.
Zolaa
Iya udah, bunda yang telpon sama wali kelas, iya Zya makasih.
Zola kembali meletakkan ponsel di atas meja makan, Bunda datang membawa piring besar berisi nasi goreng, menyendokkan lagi ke atas piring kecil mengarahkan nya ke hadapan Zola. "Di makan ya."
Zola mengambil piring di hadapannya menjadi lebih dekat, menyuapkannya menggunakan tangan kanan yang menahan sedikit rasa sakit.
Ting
Ponsel Zola menyala, membuat ia mengalihkan perhatian nya sesaat.
Epannya Ola
Nanti pulang sekolah, Ervan ke rumah ya.
"Siapa itu? Makan dulu jangan liatin ponsel sekarang."
Peringat bunda yang sudah duduk di depan Zola, Zola segera mematikan layar ponsel dan segera memakan makanan nya.
Pak Sutanto mengambil tempat di sebelah bunda Dysa, mengambil makanan yang tersaji di atas meja, tidak ada lagi yang berbicara di antara mereka sampai Zola menghabiskan makanan nya.
Zola berdiri seraya menggenggam ponsel di atas meja. "Hm Bun ... besok Zola sekolah aja ya."Bunda terdiam sambil mengedipkan matanya. "Yakin mau sekolahnya besok?"
Zola mengangguk dengan yakin, mengukir senyum di wajahnya, Bunda menatap Zola dengan bingung tapi kemudian Bunda mengukir senyum tipis. "Ya sudah terserah kamu maunya gimana."
Zola beranjak dari tempat berdirinya menatap Bunda penuh senyum. "Oke Bunda, Zola ke depan dulu ya."
Zola berbalik dan berjalan ke arah ruang tamu, duduk di sana dengan tenang sembari membuka ponsel, tangannya bergulir ke arah galeri ponsel mendapati foto Esa dan dirinya di taman hari minggu kemaren, Zola terkekeh pelan kemudian menutup layar ponsel.
Ia beranjak dari tempat duduk nya ke arah bangunan di samping rumah, membuka pintu yang langsung di sambut Pupy dengan menggesekkan tubuh di kaki Zola.
Zola mengelus puncak kepala Pupy dengan sayang kemudian duduk di bawah lantai, Zola menghembuskan nafas nya bosan. "Jadi anak tunggal kalau gak sekolah, beginilah adanya," keluh Zola dengan diri sendiri.
......
Suara motor ninja terdengar dari arah luar, Zola melangkah kan kaki melihat siapa yang datang ke rumahnya.Zola meneguk saliva dengan susah payah Esa datang dengan masih memakai baju sekolah, di tangannya tergantung tas belanja yang sudah Zola kenali sebelumnya.
Esa menatap tajam tapi juga juga sarat akan kecewa ke arah mata Zola, melepaskan helm yang ia kenakan berjalan mendekati Zola dengan aura yang kurang bersahabat. Tangan nya langsung terulur ke arah Zola dengan pandangan mata seperti di awal.
"Ketinggalan, kenapa di balikin?"
Zola menggigit bibir takut, pandangan nya menunduk memainkan jari kakinya. "Maaf ...."
"Kenapa lu di sini!" Tangan Esa langsung terhempas oleh tangan kekar milik Ervan, Esa lantas menoleh dengan tajam nan dingin, ia menegakkan kepalanya, Ervan balas menantang menatap Mata tajam milik Esa.
"Gw cuma ngasih tas belanja ini sama Zola." Suara tegas Esa terdengar di telinga masing-masing.
Esa mengalihkan matanya menatap kembali ke arah Zola dengan sedikit lebih lembut, Esa segera mengambil tangan Zola namun lagi-lagi di tepis dengan Ervan, Esa menghela nafas panjang. "Lo kenapa sih nyari ribut banget!"
Ervan tak kalah menantang. "Kalau Zola gak mau, gak usah maksa dong."
Zola mengulum bibir, Atmosfer di sekiling nya terasa mencengkam, Ervan dan Esa saling menatap dengan angkuh."Barang yang udah gw kasih pantang di balikin, itu prinsip gw lo mau apa!"
Pandangan Esa menatap ke arah Zola dengan fokus tanpa senyum, Ervan menatap dengan menyelidik."Lu kalau mau ambil, kalau gak ya udah gw buang di tempat sampah."Aura suara Esa terdengar memaksa seperti awal Zola bertemu dengannya, nada suara nya juga terdengar seperti amarah yang di tahan.
Tak ada gerakan apapun uluran tangan Esa mengendur, ia menarik nafas perlahan.
"Bukan begitu Kak, Zola cuman gak enak hati sama Kakak, Kak Esa udah banyak kasih sesuatu buat Zola, Zola tau Kakak orang yang baik tapi Zola cuman pengen tau, alasan Kakak kasih Zola sepatu baru kenapa?"
Esa terdiam menundukkan pandangan nya dari Zola, ia meremas tali tas dengan erat, kemudian menggeleng pelan."Gw cuman minta pemberian gw di hargain."
Esa membalikkan tubuhnya berjalan menjauh, Zola hendak mencekal pergerakan Esa namun tangan Ervan lebih dulu menggapai tangan Zola sebelum Zola sempat menyentuh tangan Esa.
Esa berhenti di depan tong sampah di pekarangan rumah Zola lantas membuang tas belanja itu dengan tatapan sulit di artikan, ia beranjak menstater motornya bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya.
Zola mengalihkan matanya ke arah Esa, matanya berkaca-kaca, menatap Ervan dengan tatapan sendu dan sayu, ia melepaskan dengan paksa genggaman tangan Ervan, berlari masuk ke rumahnya. "Ervan pulang aja, Zola mau sendiri! Sekalian besok gak usah jemput."
.....
Singkat nih Chapter, wkwkw.
Mulai setelah ini, Nyya akan update lagi hari selasa 2 chapter terus Nyya gak tau kapan mau update lagi soalnya kuota internet Nyya adanya kuota gratis, pstt.Dah lah, makasih dah mau baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...