Zola berlari tergesa-gesa sampai ia tiba di parkiran, 2 meter dari tempat Ervan berdiri, tatapan mereka saling beradu. Ervan kemudian ikut berjalan dan berhenti di depan Zola, memandang dengan tatapan serius. "Kemana tadi? Lama."
Laki-laki itu memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana.
"Cuma ngobrol sama Kak Esa bentar, maaf lama."
Zola membetulkan tasnya, sambil mengangkat kotak kue di tangan yang sejak tadi ia jinjing, Ervan melirik ke arah kotak kue itu, lalu balik menatap Zola berkerut.
"Itu ... dari siapa? Mewah banget makanannya?"
"Oh ini, dari Kak Esa. Sebenarnya Zola gak mau terima, tapi Kak Esa maksa, akhirnya Zola ambil aja," jelas Zola dengan lengkungan bibir.
Ervan hanya terdiam sambil mengangguk sekali. "Ayo kita pulang!"
Zola berjalan mendahului Ervan yang termenung, kemudian membalikkan tubuhnya menatap punggung Zola yang kian menjauh.
"Ervan akan berikan yang terbaik untuk Zola, tapi Ervan mohon jaga hati buat Ervan ... Zola." Cowok itu bergumam, kemudian ikut beranjak mengikuti Zola.
Cewek itu melambaikan tangannya, Ervan balas tersenyum tipis, ia mempercepat langkah menuju parkiran. Mengacak rambut Zola gemas sembari menatap mata Zola tanpa berpaling sebelum mereka meninggalkan pekarangan sekolah.
....
Zola meletakkan kue keju itu di meja makan, menatap kotak itu sekali lagi, lalu pergi menuju kamarnya.
"Olaaa ... ini apa? Ola yang beli, kah?" Bunda Dysa berteriak dari arah dapur, mau tak mau Zola bangkit dari duduknya beralih cepat menuju dapur. "Nggak Ma, itu ... Kak Esa yang kasih."
Wanita itu menoleh ke arah pintu dapur menatap anak perempuannya dengan menaik-turunkan alis. "Esa siapa, La?"
Sontak menepuk keningnya lalu cengengesan menyipitkan mata. "Oh iya, Kak Esa itu hm ... orang yang ... gimana ya jelasinnya Bun, jadi ...."
Bunda Dysa memutar bola matanya sambil tersenyum. 'Bingung ngejelasinnya? Ya udah deh lain kali ajak main ke rumah aja ya."
Zola menggeleng cepat. "Zola gak dekat sama Kak Esa, Bun ... Zola gak tau apa-apa tentang Kak Esa, jadi mana bisa bawa Kak Esa ke rumah."
Menaikkan sebelah alis disertai tangan yang terlipat di dada. "Bagaimana bisa nggak kenal sih La? Masa iya kamu gak kenal Esa, dia aja beri kamu kue ini."
Bunda Dysa menggeleng sambil terkekeh. "Ayo sini! Kita buka, kayaknya mahal ni, La."
Zola mendekat, ikut bergabung membuka kue pemberian Esa itu. Kotak kecil berwarna kuning dengan bentuk persegi lima itu menampilkan sepotong kue Tart segitiga dengan taburan keju diatasnya.
Mata Dysa berbinar, begitu pula Zola yang kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikannya. Kue itu berpindah di atas piring kecil, kemudian mencomotnya menggunakan sendok.
"Ini lezat, La. Enak banget."
Zola beralih mengambil sendok, ikut menyicip kue itu. Keju yang meleleh dengan taburan keju lagi di atasnya, berhasil menghipnotis Zola beberapa saat.
'Ya Bun, ini enak banget."
Dysa menganggukkan kepala setuju, tangannya terangkat membentuk oke.
"Kayaknya enak banget tuh."
Zola dan Dysa saling menoleh ke arah pria yang muncul dari pintu dapur, akibat gerakan kilat saat menarik tangan suaminya, Sutanto berusaha menyeimbangkan tubuh agar tidak terjatuh. "Ayo Pa! Coba ini, temannya Zola yang kasih, enak banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...