Zola menyipitkan mata ke arah Bunda."Ervan ngasih tau Bunda apa aja, apa Ervan menjelek-jelekkan Zola juga supaya Bunda ikut ikutan membela Ervan."
Zola menyilangkan tangannya di dada, memainkan kuku jarinya, Bunda di depannya di buat cengo untuk beberapa saat."Kenapa anak Bunda bisa ngomong gitu? Ervan gak menjelek-jelekkan kamu, kamu yang salah paham."
"Terus apa?" balas Zola dengan balik bertanya.
Bunda menghela nafas memutar bola matanya. "Ervan minta maaf sama Bunda karena dia bilang gak bisa jagain Zola dengan baik dan gak bisa menerbitkan senyum di wajah kamu lagi---" bunda mengambil nafas sejenak. "makanya Bunda berpikir kalau kamu ada masalah sama Ervan."
Zola menguap menutup mulutnya."Zola ngantuk Bun, jangan bahas masalah dulu."
Zola berjalan meninggalkan ruang tamu, pergi menuju kamarnya, Bunda menghela nafas sekali lagi menatap punggung anak semata wayangnya. "Salah kalau kamu udah sia-sia in orang sebaik Ervan, Laa. Bunda gak bisa buat apa apa lagi kalau kamu lebih memilih orang yang baru saja mengisi ruang di hidupmu."
Zola menjatuhkan tubuhnya di kasur telentang melihat langit-langit kamar, ponsel yang ia letak di dalam tas segra Zola keluar kan melihat mungkin ada orang yang mengirimi nya pesan, Zola kemudian terpaku melihat pesan dari Ervan beberapa hari yang lalu yang hanya ia baca tanpa di balas.
Epann
Kamu jangan lupa makan.
Epann
Maaf udah memaksamu makan, membentak mu pula, tapi
Kamu baik baik aja kan?Epann
Aku tidak pernah benar benar marah padamu.
Epann
Buang saja hal yang tidak kamu suka, aku gapapa.
Epann
Jangan menangis Zola aku gak bisa melihat mu menangis.
Epann
Aku benar-benar gak bisa nganterin kamu pulang, maaf untuk banyak maaf. Yang belum tentu kamu maafin.
Pesan terakhir yang di kirim Ervan adalah kemaren, laki-laki itu banyak sekali meminta maaf kepada Zola, namun Zola tetap suka berpikir kalau Ervan yang sekarang hanya pura-pura baik.Zola menekan profil menscroll ke paling bawah melihat tanda bacaan blokir di layar, Zola tersenyum tipis menekan tanda itu lalu menghapus kontak Ervan dari ponsel, ia melempar ponsel ke sembarangan arah lantas memudarkan senyum menatap kosong ke langit-langit kamar.
Ting
Sebuah pesan masuk dari seseorang Zola hiraukan hingga pesan itu masuk lagi
Ting
Ting
Ting
Zola berdecak meraih ponselnya kembali membuka aplikasi pesan.
Pentol Zyaa
Zolaa
Pentol Zya
Zola, lu udah tau Ervan pindah sekolah?
Pentol Zya
Lu tau alasannya apa?
Pentol Zyaa
Jawab Oy jangan di kacang in
Zola mengetik di papan keyboard membalas pesan Zya dengan malas.Zolaa
Iya udah tau, dia pindah ke luar kota, udah jangan nanya apapun lagi tentang Ervan ke Zola.
Zola mematikan ponsel kemudian meletakkan nya di atas meja belajar, tidur adalah solusi terbaik yang ada di pikiran nya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...